Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
INFO NASIONAL-Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengungkapkan, bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku dan budaya sangat kaya sekali akan kearifan lokal. Salah satunya Tri Hita Karana yang merupakan sebuah konsep spiritual, kearifan lokal, sekaligus falsafah hidup masyarakat Hindu Bali yang bertujuan untuk membentuk keselasaran hidup manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal ini disampaikan Putu kepada Parlementaria di sela-sela Sidang IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali, Rabu 24 Maret 2022. SIdang IPU kali ini mengangkat tema 'Getting to Zero: Mobilizing Parliament to Act on Climate Change'."Di Bali ada kearifan lokal yang senantiasa diangkat. Salah satunya adalah Tri Hita Karana. Hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia. Jadi korelasi ini luas sekali," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Putu mencontohkan, penerapan Tri Hita Karana dalam SDGs korelasinya ada di green ekonomi yang suatau gagasan di dunia. Bagaimana masyarakat terlibat penuh dalam kegiatan ekonomi, peningkatan ekonomi juga tumbuh dengan baik, dan juga tidak merusak lingkungan.
"Filosofi Tri Hita Karana juga menjadi sebuah pemikiran untuk disampaikan di tatanan global untuk menjadi suatu pemikiran dan sumbangsih. Dikawal betul-betul isu yang berkaitan dengan lingkungan dan perubahan iklim agar mampu menjadi bahasan utama, yang nantinya akan menjadi lebih baik setelah pertemuan ini," tuturnya.
Dalam konsep dalam isu climate change, Politisi Fraksi Partai Demokrat ini melihat bagaimana secara konsisten memanfaatkan barang-barang yang tidak merusak lingkungan, menerapkan energi bersih dan tidak mengekploitasi alam.
"Di Bali sudah mengurangi penggunaan plastik. Karena itu berdampak buruk terhadap lingkungan dan sudah dijadikan komitmen. Selain itu, masyarakat Bali juga betul-betul menjaga lingkungan, pantai, laut, hutan dan ini sudah menjadi suatu budaya yang dipertahankan," katanya. (*)