Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pimpinan dan perwakilan gereja seluruh Tanah Papua yang tergabung Persekutuan Gereja-Gereja Papua dan Papua Barat menyampaikan dokumen rekomendasi Konferensi Pimpinan-Pimpinan Gereja di Tanah Papua kepada Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin di Istana Negara, Rabu, 20 April 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konferensi berlangsung pada 15-17 Februari 2022 di Kota Jayapura, sebagai bagian dari peringatan 167 tahun Hari Pekabaran Injil (HPI) di Tanah Papua. PGGP merupakan lembaga bersama (oikumenis) dan forum dialog bagi gereja-gereja di Papua. Persekutuan ini sebagai representasi dari 58 denominasi gereja di Provinsi Papua dan 48 denominasi di Papua Barat yang berasal dari lima aras (rumpun) gereja besar di seluruh Tanah Papua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbeda dengan sebelumnya, rekomendasi HPI pada tahun ini langsung disampaikan PGGP kepada Wakil Presiden RI sebagai Koordinator Program Percepatan Pembangunan Papua. Diharapkan aspirasi tersebut langsung ditindaklanjuti pemerintah pusat.
Komunikasi dengan pemuka agama ini bagian dari langkah pemerintah pusat untuk mengedepankan pendekatan sosio-kultural dan religius dalam penanganan isu Papua. Tokoh-tokoh gereja sebagai salah satu stakeholder utama sepanjang sejarah pembangunan Papua.
Turut hadir dalam pertemuan di Istana Negara, Pdt. Hiskia Rollo, S.Th., MM. (Ketua Umum PGGP), Pdt. Shirley F.A. Parinussa, S.Th (Ketua Umum PGGP Papua Barat), serta Johny Banua Rouw, SE (Ketua DPR Papua sebagai Ketua Panitia Perayaan HPI ke-167).
Adapun Wakil Presiden didampingi Teten Masduki (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Mengenah), Anwar Sanusi (Sekjen Kemnaker), Staf Khusus Menteri Sosial dan Staf Khusus Menkop UMKM.
Pertemuan Maruf Amin dengan para pimpinan gereja Papua berlangsung dalam suasana kekeluargaan di tengah nuansa minggu perayaan Paskah dan bulan suci Ramadan. Dalam pertemuan ini, para “kyai” kristen dari Papua menyampaikan pandangan kritis dan konstruktif kepada Wakil Presiden dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan di Tanah Papua melalui pendekatan-pendekatan humanis dan non-militer.
Para pimpinan gereja juga menegaskan komitmen untuk menjaga netralitas menyikapi berbagai dinamika politik di Papua. Mereka merangkul seluruh pihak yang bertikai dalam rangka mewujudkan visi “Papua Tanah Damai” dan fokus pada upaya pembangunan yang berdampak nyata pada kehidupan masyarakat lokal.
Dalam pertemuan, Ketua Umum PGGP dan PGGP Papua Barat menyampaikan apresiasi kepada Wapres RI yang telah membuka ruang komunikasi dengan gereja-gereja di Papua. Komunikasi yang dilakukan dapat memberikan berbagai masukan serta turut terlibat dan berkolaborasi bersama Pemerintah dalam membangun Papua.
Pdt. Hiskia Rollo mengatakan penyelesaian berbagai masalah di Papua perlu dimulai dari yang termudah. “Jangan sampai kami fokus kepada masalah yang berat sehingga pembangunan tidak berjalan,” kata dia.
Hiskia menambahkan jangan sampai fokus penyelesaian pada satu atau dua masalah saja, sehingga pengembangan sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi menjadi terabaikan. “Mari bersatu untuk mengatasi masalah Papua mulai dari yang paling mudah dan bisa kami kerjakan,” ujarnya.
Adapun Pdt. Shirley Parinussa menjelaskan tentang sejarah masuknya injil di Tanah Papua yang dimulai pada 5 Februari 1855 dan peran strategis gereja sebagai pionir pembangunan di Tanah Papua. Peran itu dilakukan dengan mendirikan sekolah-sekolah, sarana kesehatan dan perekonomian.
Gereja, kata dia, juga membangun lapangan terbang untuk membuka akses ke daerah-daerah yang paling terpencil dan terisolir. Karya pekabaran ini pula yang meletakan dasar hadirnya pemerintahan di Tanah Papua saat ini.
Dalam peringatan HPI 2022 juga ditetapkan pendirian Papua Christian Center (PCC) sebagai optimalisasi peran gereja dalam membangun Papua. Menurut Ketua Panitia HPI 2022, Johny Banua Row, PCC merupakan rumah bersama bagi seluruh gereja di Papua. “Untuk berdiskusi serta membuat kajian dan analisis, sekaligus titik temu untuk mensinergikan gereja dan pemerintah, sehingga karya pekabaran injil dapat mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan bagi semua orang di Papua,” kata dia.