Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Cina kembali menerobos wilayah kedaulatan Malaysia. Kali ini tidak terjadi di wilayah Laut Cina Selatan, tetapi di zona penerbangan. Dikutip dari Channel News Asia, 16 pesawat militer Cina terpantau memasuki wilayah penerbangan Malaysia tanpa izin pada hari Senin kemarin.
Merespon hal tersebut, Angkatan Udara Malaysia langsung mengirimkan jet-jet tempurnya untuk mengkonfirmasi pantauan di radar. Apa yang didapat di lapangan, kata mereka, sesuai dengan pantauan awal yang kemudian dilanjutkan dengan pengusiran pesawat-pesawat itu.
"Kami mengidentifikasi belasan pesawat Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLAAF) melakukan penerbangan mencurigakan di atas Ruang Kendali Udara Kota Kinabalu (FIR) dan mendekati zona penerbangan nasional Malaysia," ujar Angkatan Udara Malaysia (RMAF) dalam keterangan persnya, Selasa, 1 Juni 2021.
RMAF melanjutkan, belasan pesawat itu pertama kali terpantau radar di Sarawak pada pukul 11.53. Ketika terpantau pertama kali, keenam belas pesawat itu membentuk formasi taktis dan terbang menuju zona penerbangan Beting Patinggi Ali yang penting untuk keamanan Malaysia.
Barisan pesawat itu kemudian terbang melalui FIR Singapura sebelum memasuki FIR Kota Kinabalu dan zona penerbangan Malaysia. Ketika pesawat berada di FIR Kinabalu itu lah, kata RMAF, mereka menyadari keberadaan pesawat Cina bisa menjadi ancaman nasional.
"Kami terus memantau keberadaan pesawat Cina di radar pengawas sembari menginstruksikan mereka untuk menghubungi ATC FIR Kinabalu. Ketika instruksi itu tidak diindahkan dan pesawat PLAAF mulai melewati FIR Kinabalu, kami mengirim jet pada 13.33 waktu setempat."
"Dari intervensi, kami mendapati pesawat yang dipakai PLAAF adalah Ilyushin Il-76 dan Xian Y-20. Keduanya adalah pesawat strategis dan bisa melakukan berbagai misi. Ini masalah serius, ancaman terhadap kedaulatan Malaysia dan keselamatan penerbangan di FIR Kinabalu yang padat," ujar RMAF.
RMAF berkata, pesawat Cina pergi tak lama setelah aktivitas mereka diawasi. Mereka pergi dari jalur yang sama untuk masuk. Adapun laporan di lapangan, kata RMAF, telah diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Malaysia untuk ditindaklanjuti. Pemerintah Cina belum memberikan tanggapan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, Cina dan Malaysia kerap berdebat perihal status wilayah perairan mereka. Cina mengklaim seluruh Laut Cina Selatan, yang mereka namai Nine Dash Line, sebagai zona perairan mereka. Padahal, di Laut Cina Selatan, ada wilayah perairan negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Baca juga: PNS di Malaysia Sumbang Gaji Mereka Selama 3 Bulan untuk Dana Bantuan Covid-19
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini