Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Adik Kim Jong Un Kembali Ancam Tembak Jatuh Pesawat Militer AS

Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menuduh pesawat mata-mata militer AS memasuki Zona Ekonomi Eksklusif delapan kali

11 Juli 2023 | 15.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh di Hanoi, Vietnam 2 Maret 2019. REUTERS/Jorge Silva/Pool/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menuduh pesawat mata-mata militer Amerika Serikat memasuki Zona Ekonomi Eksklusif negara itu delapan kali, lapor media pemerintah KCNA, Selasa, 11 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kim memperingatkan bahwa pasukan AS akan menghadapi "penerbangan yang sangat kritis" jika mereka melanjutkan apa yang disebutnya "intrusi ilegal", mengulangi tuduhan yang dibuatnya pada hari Senin bahwa AS telah melanggar wilayah udara untuk memata-matai. Ia juga memperingatkan penerbangan semacam itu dapat ditembak jatuh.

Pentagon sebelumnya menepis tuduhan pelanggaran wilayah udara Pyongyang dan mengatakan militer AS telah mematuhi hukum internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi tuduhan itu hanyalah tuduhan," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan.

Kim menuduh Angkatan Udara AS menyusup ke "zona ekonomi air" Korut pada Senin di lepas pantai timur semenanjung Korea di langit di atas laut 435 km timur Tongchon, Provinsi Gangwon dan 276 km tenggara Uljin, Provinsi Gyeongsang Utara.
 
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) suatu negara - yang membentang 200 mil laut dari zona teritorial 12 mil laut di sekitar pantai - adalah hak untuk mengeksploitasi sumber daya laut di dalamnya tetapi tidak memberikan kedaulatan atas permukaan air atau ruang udara di atasnya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mendesak Korea Utara "untuk menahan diri dari tindakan eskalasi" dan mengulangi seruannya untuk "terlibat dalam diplomasi yang serius dan berkelanjutan" ketika ditanya tentang pernyataan Korea Utara pada jumpa pers reguler pada hari Senin.
 
Menyebut masalah itu "satu antara Tentara Rakyat Korea dan pasukan AS," dia mengatakan kepada Korea Selatan untuk tidak terlibat dalam pernyataan yang dibawa oleh KCNA.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan Pyongyang meningkatkan ketegangan dengan menggunakan ancaman atas apa yang dikatakannya sebagai "aktivitas penerbangan normal" oleh aliansi Korea Selatan-AS.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus