Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Militer Korea Utara Putus Jalur Jalan Raya dan Rel Kereta ke Korea Selatan

Tentara Korea Utara mengatakan akan memutus jalur jalan dan rel kereta yang terhubung ke Korea Selatan

9 Oktober 2024 | 11.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA--Tentara Korea Utara mengatakan akan memutus jalur jalan dan rel kereta yang terhubung ke Korea Selatan mulai Rabu 9 Oktober 2024, dan membentengi wilayah di sisi perbatasannya, media pemerintah KCNA melaporkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengumuman tersebut menandai peningkatan lebih lanjut dalam aktivitas di dekat garis demarkasi yang memisahkan kedua Korea, yang jarang terjadi dalam beberapa tahun terakhir hingga tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Korea Utara telah memasang ranjau darat dan penghalang serta menciptakan tanah terlantar di sepanjang perbatasan yang dijaga ketat militernya selama berbulan-bulan tahun ini meskipun ada kecelakaan, kata militer Korea Selatan pada Juli.

Staf Umum Tentara Rakyat Korea mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh KCNA bahwa ini adalah tanggapan terhadap latihan perang yang telah diadakan di Korea Selatan, yang disebutnya sebagai "negara musuh utama dan musuh utama yang tidak berubah-ubah". Ini juga dilakukan menyusul kunjungan yang sering dilakukan oleh aset nuklir strategis Amerika Serikat di wilayah tersebut.

Pada Senin, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menegaskan pihaknya tidak berniat menyerang Korea Selatan, juga tidak berminat untuk melakukan reunifikasi paksa di Semenanjung Korea, seperti dilaporkan News.Az mengutip Gazeta.Ru.

Kim mengunjungi Universitas Pertahanan Nasional Korea Utara dalam rangka peringatan 60 tahun berdirinya, dan menyampaikan pidato pada kesempatan tersebut.

"Sejujurnya, saya bahkan tidak berpikir untuk menyerang Republik Korea (Korea Selatan). Pikiran itu membuat saya merinding, saya bahkan tidak ingin berhadapan dengan orang-orang ini," Kantor Berita Pusat Korea mengutip pernyataannya.

"Dulu banyak pembicaraan tentang semacam pembebasan Korea Selatan, bahkan reunifikasi paksa. Namun sekarang sama sekali tidak ada minat seperti itu," tegasnya, seraya menambahkan bahwa Pyongyang telah menyatakan arah menuju pengakuan de facto atas keberadaan dua negara yang terpisah.

"Namun masalahnya adalah mereka tampaknya tidak bisa membiarkan kita sendiri," tegas Kim Jong Un. "Republik Korea akan aman selama kita tidak menggunakan angkatan bersenjata kita. Sesederhana itu," tegasnya.

"Tampaknya tidak ada seorang pun di Seoul yang cukup besar untuk melakukan hal sederhana ini: berhenti memprovokasi kami dan jangan membanggakan senjata," kata pemimpin Korea Utara itu. Menurutnya, "bahkan pemimpin militer terhebat dalam sejarah" tidak akan dapat menemukan cara untuk menjembatani kesenjangan antara potensi militer negara-negara nuklir dan non-nuklir.

REUTERS | NEWS.AZ

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus