Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Australian Bureau of Meteorology pada 5 Desember 2024, sepakat bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) meningkatkan perencanaan energi terbarukan menggunakan data cuaca melalui Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia (KINETIK). David McQueen dari Australian Bureau of Meteorology mengatakan cuaca adalah bahan bakar sistem energi masa depan dan pihaknya sangat antusias bermitra dengan organisasi-organisasi di Indonesia guna mendukung pengembangan serta penggunaan informasi cuaca dan iklim dalam perencanaan sistem energi.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Prakiraan cuaca memungkinkan operator jaringan listrik merencanakan pembangkit energi
terbarukan secara lebih baik dan menyediakan cadangan untuk memastikan tidak ada pemadaman listrik pada hari-hari yang berawan atau dengan intensitas angin yang rendah," kata McQueen, saat kunjungan kerja ke Jakarta pada pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan BMKG berfokus pada penyediaan layanan iklim untuk mendukung sektor energi di masa depan. Pihaknya pun menyambut baik adanya bidang kolaborasi baru dalam pengembangan layanan iklim untuk pembangkit energi terbarukan ini.
"Ini merupakan salah satu prioritas utama kami,” kata Ardhasena.
Keterlibatan Australia dalam bidang perubahan iklim dan transisi energi di Indonesia semakin meningkat. Belum lama ini diadakan Kesepahaman Australia-Indonesia tentang Pendalaman Kerja Sama Transisi Energi. Kesepahaman Australia-Indonesia tentang kerja sama pengembangan kendaraan listrik, dan Kesepahaman antara Perusahaan Listrik Negara Indonesia dan Export Finance Australia untuk mengembangkan fasilitas pembiayaan modal senilai USD200 juta (Rp3 triliun) guna mendukung transisi energi Indonesia.
Sebelumnya dalam kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony ke Jakarta pada Juni 2022, pihaknya mengutarakan komitmen memperpanjang kerja sama dan persahabatan. Indonesia dan Australia bermitra erat dalam isu-isu perdagangan, pembangunan, pendidikan, dan keamanan wilayah. Albanese berharap Australia dan Indonesia dapat membangun hubungan lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan mempromosikan kerjasama di bidang iklim, infrastruktur dan energi
Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjelaskan kedua negara sama-sama berkeinginan membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia. Keduanya juga setuju meneruskan dana infrastruktur dan iklim yang diusulkan Pemerintah sebesar A$200 juta (Rp 2 triliun) dengan Indonesia.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini