Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Begini Cara Mossad Lancarkan Serangan Pager terhadap Hizbullah

Rencana Mossad untuk serangan pager Lebanon yang berhasil mengguncang Hizbullah ternyata telah dimulai sejak sepuluh tahun lalu.

24 Desember 2024 | 16.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas membawa peti mati saat mereka berjalan melewati gambar Mohammad Mahdi Ammar, putra anggota Hizbullah parlemen Lebanon Ali Ammar dan Abbas Fadel Yassin, yang terbunuh di tengah ledakan pager di seluruh Lebanon, selama pemakaman mereka di Beirut, Lebanon, 18 September 2024. REUTERS/Mohamed Azakir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para mata-mata Mossad, yang menyembunyikan identitas mereka dalam wawancara tersebut, mengatakan bahwa mereka menipu Hizbullah untuk membeli pager dari Israel, dan bahwa rencana itu telah dibuat bertahun-tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para agen tersebut berbicara dengan acara "60 Minutes" di CBS Amerika Serikat dalam sebuah segmen yang ditayangkan pada Minggu malam. New Arab melansir, mereka mengenakan topeng dan berbicara dengan suara yang diubah untuk menyembunyikan identitas mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Operasi itu dimulai 10 tahun lalu

Seorang agen mengatakan bahwa operasi tersebut dimulai 10 tahun yang lalu dengan menggunakan walkie-talkie yang sarat dengan bahan peledak tersembunyi. Hizbullah tidak menyadari bahwa mereka membeli perangkat komunikasi itu dari Israel. Meski telah direncanakan selama satu dekade, serangan walkie-talkie baru dilancarkan pada September, sehari setelah pager jebakan diledakkan.

"Kami menciptakan dunia pura-pura," kata agen tersebut, yang menggunakan nama "Michael".

Sedikitnya 42 orang tewas dalam serangan perangkat elektronik pada 17 dan 18 September. Sedikitnya 4.000 orang terluka dalam serangan-serangan tersebut yang terjadi pada awal meningkatnya kekerasan Israel di Lebanon, sebelum melakukan invasi pada awal Oktober.

Perang Israel di Lebanon berlanjut dan menewaskan lebih dari 3.600 warga Lebanon, terutama di bagian selatan, sejumlah daerah pinggiran kota Beirut dan Lembah Bekaa.

Pada 27 November, Lebanon dan Israel menyetujui gencatan senjata selama 60 hari untuk menghentikan permusuhan, di mana pasukan Israel harus menarik diri dari Lebanon selatan. Meskipun demikian, Israel dilaporkan telah melanggar gencatan senjata beberapa kali.

Uji nada dering

Tahap kedua dari rencana tersebut, menggunakan pager jebakan, dimulai pada 2022 setelah badan intelijen Mossad Israel mengetahui bahwa Hizbullah telah membeli pager dari perusahaan yang berbasis di Taiwan, kata agen kedua.

Pager harus dibuat sedikit lebih besar untuk mengakomodasi bahan peledak yang tersembunyi di dalamnya. Pager tersebut diuji coba pada boneka beberapa kali untuk menemukan jumlah bahan peledak yang tepat yang hanya akan melukai pejuang Hizbullah dan tidak melukai orang lain yang berada di dekatnya.

Mossad juga menguji berbagai nada dering untuk menemukan yang terdengar cukup mendesak untuk membuat seseorang mengeluarkan pager dari saku mereka.

Agen kedua, yang menggunakan nama "Gabriel" mengatakan bahwa butuh waktu dua minggu untuk meyakinkan Hizbullah untuk beralih ke pager yang lebih besar, sebagian dengan menggunakan iklan palsu di YouTube yang mempromosikan perangkat tersebut sebagai perangkat yang tahan debu, tahan air, memberikan masa pakai baterai yang lama, dan banyak lagi.

Dia menggambarkan penggunaan perusahaan cangkang, termasuk yang berbasis di Hongaria, untuk menipu perusahaan Taiwan, Gold Apollo, agar tanpa sadar bermitra dengan Mossad.

Hizbullah juga tidak menyadari bahwa Israel berada di balik operasi tersebut.

Mirip Truman Show

"Gabriel" membandingkan tipu muslihat ini dengan sebuah film psikologis 1998 tentang seorang pria yang tidak tahu bahwa dia hidup di dunia yang salah dan keluarga serta teman-temannya adalah aktor yang dibayar untuk mempertahankan ilusi tersebut.

"Ketika mereka membeli dari kami, mereka tidak tahu bahwa mereka membeli dari Mossad," kata Gabriel. "Kami membuat seperti 'Truman Show', semuanya kami kendalikan di belakang layar. Dalam pengalaman mereka, semuanya normal. Semuanya 100% halal termasuk pengusaha, pemasaran, insinyur, ruang pamer, semuanya."

Pada September, para anggota Hizbullah memiliki 5.000 pager di saku mereka.

Israel memicu serangan pada 17 September, ketika pager di seluruh Lebanon mulai berbunyi. Perangkat tersebut akan meledak meskipun orang tersebut gagal menekan tombol untuk membaca pesan terenkripsi yang masuk.

Keesokan harinya, Mossad mengaktifkan walkie-talkie, beberapa di antaranya meledak di pemakaman beberapa orang yang terbunuh dalam serangan itu.

Gabriel mengatakan bahwa tujuannya lebih kepada "mengirim pesan" daripada benar-benar membunuh para pejuang Hizbullah.

"Jika dia mati, ya sudah mati. Tapi jika dia terluka, Anda harus membawanya ke rumah sakit, merawatnya. Anda harus menginvestasikan uang dan upaya," katanya. "Dan orang-orang yang tidak memiliki tangan dan mata itu adalah bukti nyata, berjalan di Lebanon, tentang 'jangan main-main dengan kami'. Mereka adalah bukti nyata dari superioritas kami di seluruh Timur Tengah," katanya.

Beberapa hari setelah serangan tersebut, pasukan Israel menargetkan sejumlah pemimpin Hizbullah, terutama Hassan Nasrallah, yang dibunuh pada akhir September.

Agen yang menggunakan nama "Michael" mengatakan bahwa sehari setelah ledakan pager, orang-orang di Lebanon takut untuk menyalakan pendingin ruangan mereka karena takut akan meledak juga.

"Ada ketakutan yang nyata," katanya.

Ketika ditanya apakah hal tersebut disengaja, ia berkata, "Kami ingin mereka merasa rentan, dan memang benar. Kami tidak bisa menggunakan pager lagi karena kami sudah melakukannya. Kami sudah beralih ke hal berikutnya. Dan mereka harus terus mencoba menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya."

Israel telah mengobarkan perang di wilayah tersebut sejak 7 Oktober tahun lalu, menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina di Jalur Gaza dalam tindakan yang disebut sebagai genosida. Israel juga telah melakukan agresi di Suriah, dan terhadap pemberontak Houthi di Yaman.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus