Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Inggris menangkap menangkap enam aktivis Greenpeace pada Kamis, 10 April 2025. Penangkapan itu dilakukan setelah para aktivis Greenpeace itu menuangkan 300 liter pewarna merah darah ke dalam kolam di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di London sebagai bentuk protes atas penjualan senjata ke Israel untuk menyerang Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari ABC News, polisi Inggris menyebut keenam orang tersebut telah ditangkap atas dugaan kerusakan kriminal dan konspirasi untuk menyebabkan kerusakan. Meski begitu, tidak ada pelanggaran atau upaya pelanggaran perimeter gedung kedutaan karena kolam tersebut dapat diakses melalui jalan setapak untuk umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Areeba Hamid, salah satu direktur eksekutif Greenpeace Inggris, menyebut direktur eksekutif lainnya, Will McCallum, menjadi salah seorang yang ditangkap dalam kejadian tersebut.
Hamid menjelaskan bahwa Greenpeace mengambil tindakan ini karena senjata AS terus memicu perang yang mengakibatkan pengeboman di sekolah dan rumah sakit hingga kematian puluhan ribu warga Palestina.
"Sebagai pemasok senjata terbesar bagi militer Israel, pemerintah AS memikul tanggung jawab besar atas kengerian yang terjadi di Gaza," ujar Hamid, dikutip dari CBS News.
Adapun Greenpeace Inggris mengatakan 12 aktivisnya menumpahkan pewarna yang tidak beracun dan dapat terurai secara hayati. Pewarna itu disimpan dalam kontainer yang bertuliskan "Stop Aiming Israel". Kontainer itu dikirim ke kedutaan dengan sepeda dan trailer yang disamarkan sebagai sepeda pengantar.
Kedutaan Besar AS di London mengatakan protes tersebut telah merusak pasokan air sebanyak 1,5 juta galon atau 4,5 juta liter di properti tersebut.