Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kolombia Gustavo Petro pada Jumat malam mengecam genosida Israel di Gaza dan menyamakan penderitaan warga Palestina dengan penderitaan Yesus Kristus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Pada saat sengsara dan wafatnya Yesus, mari kita renungkan rakyat Palestina, tempat asal-usulnya, yang kini berada di bawah genosida berdarah," tulis Petro di X seperti dilansir Anadolu pada Sabtu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia menanggapi unggahan tentang Dr. Hossam Abu Safiya, seorang dokter Palestina terkemuka yang dilaporkan dalam kondisi kritis dan kini masih berada di tahanan Israel karena penyiksaan.
Safiya, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, dilaporkan ditahan oleh pasukan Israel awal tahun ini.
Organisasi hak asasi manusia dan media lokal Palestina telah memberikan peringatan dalam beberapa minggu terakhir atas perlakuan yang diterimanya dalam tahanan, dengan alasan penyiksaan berat dan kesehatannya yang memburuk.
Pernyataan Petro disampaikan selama perayaan Minggu Suci umat Kristen, yang semakin memperkuat bobot simbolisnya. Pemimpin Kolombia tersebut telah menjadi pengkritik keras kampanye militer Israel di Gaza. Ia berulang kali menuduh Israel melakukan kejahatan perang.
Pemerintah Israel membantah tuduhan genosida dan menegaskan bahwa operasinya menargetkan pejuang Hamas, bukan warga sipil atau tenaga medis.
Serangan udara Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 92 warga Palestina, sehingga jumlah korban tewas akibat perang genosida Israel sejak Oktober 2023 menjadi 51.157 orang, kata Kementerian Kesehatan pada Sabtu. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Sebuah pernyataan kementerian mengatakan bahwa 219 orang yang terluka telah dipindahkan ke rumah sakit selama 48 jam terakhir, sehingga jumlah korban luka menjadi 116.724 dalam serangan Israel.
“Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” kata mereka.
Tentara Israel melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza pada 18 Maret dan sejak itu telah menewaskan 1.783 orang dan melukai 4.683 lainnya, meskipun ada gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang berlaku pada Januari.
November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya di daerah kantong tersebut.