Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Donald Trump Pilih J.D. Vance sebagai Calon Wakil Presiden

Calon presiden Donald Trump dari Partai Republik resmi memilih J.D. Vance, seorang Senator dari Ohio sebagai calon wakil presidennya.

16 Juli 2024 | 08.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kandidat Partai Republik di Senat AS J.D. Vance berbicara bersama dengan mantan Presiden AS Donald Trump saat rapat umum untuk mendukung kandidat Partai Republik menjelang pemilu paruh waktu, di Dayton, Ohio, AS, 7 November 2022. REUTERS/Shannon Stapleton

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan Senator J.D. Vance dari Ohio sebagai calon wakil presidennya pada Senin petang, 15 Juli 2024, di hari pertama Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee, Wisconsin. Sebelumnya di hari yang sama, Partai Republik telah secara resmi mencalonkan Trump untuk kembali bersaing dalam pemilihan umum presiden tahun ini.

“Setelah pertimbangan dan pemikiran yang panjang, dan mempertimbangkan bakat luar biasa dari banyak orang lainnya, saya memutuskan bahwa orang yang paling cocok untuk menduduki posisi Wakil Presiden Amerika Serikat adalah Senator J.D. Vance dari Negara Bagian Ohio,” kata Trump kemarin di media sosial Truth Social.
 
Sebelum pengumuman tersebut, dua bakal cawapres lainnya yaitu Senator Marco Rubio dari Florida dan Gubernur Dakota Utara Doug Burgum telah diberitahu bahwa mereka tidak akan dipilih untuk peran tersebut, media-media AS melaporkan.
 
Konvensi Nasional Partai Republik yang akan berlangsung selama empat hari ke depan telah dibuka di pusat kota Milwaukee, dua hari setelah Trump selamat dari penembakan di Pennsylvania yang sedang diselidiki oleh Biro Investigasi Federal (FBI) sebagai upaya pembunuhan.
 
Trump akan secara resmi menerima nominasi Partai Republik dalam pidato utama pada Kamis, 18 Juli 2024. Ia akan kembali berhadapan dengan Presiden AS Joe Biden dari Partai Demokrat untuk memperebutkan kursi di Gedung Putih, setelah kalah dari Biden pada pilpres 2020.
 
Siapa J.D. Vance?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vance, 39 tahun, adalah seorang pengkritik keras Trump pada 2016 sebelum Senator itu terjun ke dunia politik. Namun sejak itu, ia menjadi salah satu pembela utama Trump. Vance termasuk di antara kerumunan parade Partai Republik di luar persidangan pidana uang tutup mulut Trump di New York City untuk mengecam penuntutan pemimpin Partai Republik tersebut.
 
Segera setelah pengumuman Trump sebagai kandidat Partai Republik, Vance muncul di lantai konvensi bersama istrinya Usha, berjabat tangan dan memeluk delegasi yang mengerumuni pasangan calon tersebut. Dia tersenyum lebar ketika dia secara resmi dicalonkan menjadi wapres dan dijadwalkan untuk berpidato di konvensi pada Rabu, sehari sebelum Trump.
 
Vance sangat populer di kalangan pendukung inti Trump dan memiliki pandangan agresif yang sama dengan paslonnya Trump perihal politik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai seorang senator, Vance menentang pengiriman bantuan ke Ukraina saat negara Eropa itu tengah melawan invasi Rusia, dan dia telah berulang kali menentang undang-undang yang akan mempertahankan atau memperluas hak aborsi. 
 
Biden mengatakan kepada wartawan di Pangkalan Gabungan Andrews di Maryland bahwa Vance adalah “tiruan Trump dalam masalah-masalah ini.”
 
Tim kampanye Biden segera mengecam pilihan Vance sebagai cawapres, menuduh Trump memilih Vance karena dia akan “berusaha sekuat tenaga untuk mendukung Trump dan agenda MAGA (slogan kampanye Trump, “Jadikan Amerika Hebat Lagi”) ekstremnya, bahkan jika itu berarti melanggar hukum dan tidak peduli kerugiannya bagi rakyat Amerika.”
 
“Miliarder dan perusahaan benar-benar mendukung J.D. Vance: mereka tahu dia dan Trump akan memotong pajak mereka dan membuat harga meroket bagi semua orang,” demikian bunyi pernyataan ketua kampanye Biden-Harris Jen O’Malley Dillon.
 
Jajak pendapat menunjukkan persaingan sengit antara Trump, 78 tahun, dan Biden, 81 tahun, meskipun Trump memimpin di beberapa negara bagian yang mungkin akan menentukan hasil pemilu. Sejauh ini, Trump belum berkomitmen menerima hasil pemilu jika kalah.

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus