Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Republik yang mengendalikan DPR Amerika Serikat pada Jumat, 20 Desember 2024, meloloskan RUU untuk menghindari negara shutdown. DPR menolak permintaan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang juga meminta digelontorkan triliun dolar utang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah diloloskan DRP, Partai Demokrat yang mengendalikan Senat sekarang perlu mempercepat RUU itu untuk memastikan negara mendapat pendanaan sebelum Sabtu, 21 Desember 2024 pukul 5 pagi karena pendanaan sekarang sudah habis. Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden bahkan berniat menanda-tangani RUU itu menjadi undang-undang jika memang diperlukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RUU ini bisa memperpanjang pendanaan negara sampai 14 Maret 2025 dengan mengucurkan USD100 miliar (Rp1.617 triliun). Pendanaan itu di antaranya untuk membantu sejumlah negara bagian yang dihantam bencana alam dengan memberikan USD10 miliar (Rp161 triliun) untuk para petani. Jika RUU ini diloloskan, maka tidak akan menaikkan batas utang.
Ketua DPR Amerika Serikat Mike Johnson mengatakan politikus Partai Republik akan punya kekuatan lebih untuk memberikan pengaruh pada pemerintah terkait dengan anggaran pengeluaran pada tahun depan karena akan punya dua suara mayoritas di Kongres dan Trump yang berkuasa di Gedung Putih.
“Ini adalah sebuah langkah penting untuk mengatasi kesenjangan yang menetapkan kami pada momen, di mana kami sebagai pengambil keputusan akhir anggaran pengeluaran negara,” kata Johnson. Dia mengatakan Trump mendukung paket pendanaan ini.
Jika negara shutdown maka ini akan mengganggu segala hal di Amerika Serikat mulai dari penegakan hukum sampai tertundanya pembayaran gaji jutaan PNS. Industri perjalanan memperingatkan shutdown juga bisa berdampak pada naiknya biaya perjalanan udara, hotel dan sektor lain, bahkan mengganggu musim Natal yang sibuk. Otoritas memperingatkan para pelancong bakal antre panjang di sejumlah bandara di Amerika Serikat
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini