Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Elon Musk menyatakan bahwa dia akan menjabat sebagai kepala eksekutif atau CEO Twitter setelah mengakuisisi perusahaan tersebut dengan nilai US$ 44 miliar. Orang terkaya sejagat ini telah memecat bos Twitter sebelumnya, Parag Agrawal dan sejumlah pejabat tinggi lainnya pekan lalu.
Baca: Elon Musk Resmi Beli Twitter, Mengapa Para Bos Dipecat?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain Twitter, Elon Musk tercatat pula sebagai pemimpin di perusahaan roket SpaceX, bos mobil listrik Tesla, startup chip otak Neuralink, dan perusahaan tunneling the Boring Company. Sejak Musk mengajukan penawaran untuk membeli Twitter pada April, saham Tesla turun 12 persen dalam indeks acuan S&P 500 di periode yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Elon Musk sebelumnya telah mengubah bio di akun Twitter menjadi "Chief Twit" sebagai kiasan untuk langkah yang direncanakannya. Twitter pada Senin menolak berkomentar tentang berapa lama Elon Musk akan menjadi CEO atau dia akan menunjuk orang lain.
Setelah akuisisi, Elon Musk menyatakan bahwa dia adalah satu-satunya direktur Twitter. "Orang-orang berikut, yang menjadi direktur Twitter sebelum waktu efektif penggabungan, tidak lagi menjadi direktur Twitter: Bret Taylor, Parag Agrawal, Omid Kordestani, David Rosenblatt, Martha Lane Fox, Patrick Pichette, Egon Durban, Fei- Fei Li dan Mimi Alemayehou," kata Elon Musk.
Tak lama kemudian, Elon Musk mentweet bahwa langkah untuk membubarkan dewan hanya sementara. Ia tak menjelaskan lebih lanjut pernyataannya itu.
Pekan lalu, Elon Musk resmi mengambil alih perusahaan media sosial senilai US$ 44 miliar, yang merupakan akhir kisah selama berbulan-bulan. Sejak pengambilalihan, Musk telah bergerak cepat dengan mengadakan perubahan.
Salah satunya adalah Elon Musk berencana memberlakukan biaya langganan kepada akun terverifikasi. Dilansir dari The Verge, Elon Musk akan memasukkan kebijakan berlangganan ini ke dalam layanan Twitter Blue perusahaan. Layanan ini merupakan opsional dengan biaya US$ 4,99 atau Rp 77.000 per bulan untuk mengakses fitur tambahan.
Nantinya, langganan yang lebih mahal akan diberlakukan untuk verifikasi pengguna. Twitter saat ini berencana untuk membebankan biaya US$ 19,99 atau sekitar Rp 311.000 untuk langganan Twitter Blue yang baru.
Simak: Dituding PHK Bos Twitter untuk Hindari Pembagian Saham, Ini Kata Musk
REUTERS | THE VERGE