Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Hilangnya Pesawat MH370, Misteri Penerbangan Terbesar di Dunia

Pesawat MH370 itu hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014 dan hingga kini jejaknya belum terlacak.

8 Maret 2024 | 19.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh tahun berlalu, hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 dengan 239 orang di dalamnya masih menjadi salah satu misteri penerbangan terbesar di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Boeing 777 hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Analisis data satelit menunjukkan pesawat tersebut kemungkinan jatuh di suatu tempat di selatan Samudera Hindia, di lepas pantai Australia barat. Namun, dua penelusuran besar gagal menghasilkan temuan signifikan.

Berikut beberapa detail pencarian MH370 dan misteri kejadian yang belum terpecahkan:

Apa yang Diketahui

Transmisi terakhir dari pesawat terjadi sekitar 40 menit setelah lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing.

Kapten Zaharie Ahmad Shah mengakhiri dengan ucapan "Selamat malam, Malaysia tiga tujuh nol", saat pesawat memasuki wilayah udara Vietnam.

Tak lama kemudian, transpondernya dimatikan sehingga tidak mudah dilacak.

Radar militer menunjukkan pesawat meninggalkan jalur penerbangannya untuk terbang kembali melintasi Malaysia utara dan pulau Penang, dan kemudian keluar ke Laut Andaman menuju ujung pulau Sumatra di Indonesia. Kemudian berbelok ke selatan dan semua kontak terputus.

Pencarian Bawah Air

Malaysia, Australia dan Cina meluncurkan pencarian bawah air di area seluas 120.000 km persegi di selatan Samudera Hindia, berdasarkan data koneksi otomatis antara satelit Inmarsat dan pesawat.

Pencarian, yang menelan biaya sekitar A$200 juta ($143 juta), dibatalkan setelah dua tahun pada Januari 2017 dan tidak ada jejak pesawat yang ditemukan.

Pada 2018, Malaysia menerima tawaran “no-cure, no-fee” dari perusahaan eksplorasi AS Ocean Infinity untuk pencarian selama tiga bulan, yang berarti perusahaan tersebut hanya akan dibayar jika menemukan pesawat tersebut.

Pencarian tersebut mencakup 112.000 km persegi di utara wilayah target awal dan juga tidak membuahkan hasil, dan berakhir pada Mei 2018.

Puing-puing

Lebih dari 30 potongan puing pesawat yang diduga telah dikumpulkan di sepanjang pantai Afrika dan di pulau-pulau di Samudera Hindia, namun hanya tiga pecahan sayap yang dipastikan berasal dari MH370.

Sebagian besar puing digunakan dalam analisis pola penyimpangan dengan harapan dapat mempersempit kemungkinan lokasi pesawat.

Laporan Investigasi

Laporan setebal 495 halaman mengenai hilangnya MH370, yang diterbitkan pada Juli 2018, mengatakan bahwa kendali Boeing 777 kemungkinan besar sengaja dimanipulasi agar tidak terjadi, namun penyelidik tidak dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab.

Laporan tersebut juga menyoroti kesalahan yang dilakukan oleh pusat kendali lalu lintas udara Kuala Lumpur dan Ho Chi Minh City dan mengeluarkan rekomendasi untuk menghindari kejadian serupa terulang kembali.

Para penyelidik tidak memberikan kesimpulan apa pun tentang apa yang terjadi pada MH370, dan mengatakan bahwa hal itu bergantung pada penemuan puing-puing pesawat.

Teori-teori Konspirasi

Ketidakmampuan untuk menemukan lokasi jatuhnya MH370 telah memicu banyak teori konspirasi, mulai dari kesalahan mekanis atau kecelakaan yang dikendalikan dari jarak jauh, hingga penjelasan yang lebih aneh seperti penculikan alien dan plot Rusia.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa pakar penerbangan mengatakan penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa pesawat tersebut sengaja dikeluarkan dari jalurnya oleh pilot berpengalaman. Namun, penyelidik mengatakan tidak ada yang mencurigakan dalam latar belakang, urusan keuangan, pelatihan, dan kesehatan mental kapten dan kopilot.

Pencarian Baru?

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pekan ini pemerintah bersedia membuka kembali penyelidikan atas hilangnya MH370, jika ada kasus yang memaksa untuk melakukan hal tersebut.

Menteri Transportasi Anthony Loke mengatakan perusahaan eksplorasi dasar laut Amerika, Ocean Infinity, telah diundang untuk membahas proposal pencarian baru. Loke mengatakan Malaysia akan berbicara dengan Australia mengenai kerja sama dalam melanjutkan pencarian setelah proposal Ocean Infinity disetujui oleh kabinet Malaysia.

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus