Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arrmanatha Nasir menegaskan keputusan Indonesia bergabung ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) maupun BRICS untuk memainkan peran dalam perdamaian dan stabilitas global. Sebab dinamika dunia saat ini semakin memicu konflik terbuka, sebagaimana yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah, yang dapat berdampak ke negara masing-masing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Komitmen kami bergabung ke OECD dan BRICS adalah perwujudan upaya-upaya mengambil peran demi dunia yang lebih kondusif,” kata Arrmanatha, yang akrab disapa Tata dalam acara '12th US-Indonesia Investment Summit' di Jakarta, Selasa, 26 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses aksesi Indonesia ke OECD dimulai usai peta jalan proses aksesi disetujui Dewan OECD pada 29 Maret 2024, sementara Indonesia baru menyatakan minat bergabung ke BRICS dalam KTT BRICS Plus pada 24 Oktober 2024.
Menurut Tata, gejolak ekonomi yang disebabkan sanksi ekonomi, tarif yang terlampau tinggi, serta terganggunya rantai pasokan global dan perubahan iklim, turut menjadi penghalang atas upaya bersama mencapai pertumbuhan global yang kuat. Dengan begitu, Indonesia, melalui OECD dan BRICS maupun organisasi lainnya, akan terus memperjuangkan reformasi multilateral melalui penguatan arsitektur perdamaian dan keamanan global, arsitektur dan infrastruktur keuangan dunia, serta arsitektur perdagangan.
Indonesia juga akan berjuang untuk memastikan sistem internasional merefleksikan realita saat ini demi mencapai tatanan dunia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan adil bagi negara-negara berkembang dan negara berpendapatan menengah seperti Indonesia. Dunia yang lebih stabil, sambung Tata, akan memastikan kemajuan ekonomi yang lebih berkelanjutan bagi negara-negara di dunia, karena perkembangan ekonomi “tak terjadi dalam ruang hampa”.
Selain itu, kestabilan dunia akan mendukung masing-masing negara memajukan kehidupan rakyat melalui kebijakan-kebijakan baik, sebagaimana Indonesia yang saat ini memperjuangkan program Makan Bergizi Gratis bagi 82 juta orang dan hilirisasi sumber daya untuk menambah nilai ekspor komoditas nasional
Sumber: Antara
Pilihan edditor: Kementerian Pertahanan Taiwan Mendeteksi Masuknya Balon dari Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini