Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rendang dan Pulau Bali menjadi promosi utama Indonesia dalam acara Charity Bazaar ASA Kazakhstan. Bertempat di aula utama Hotel Radisson Astana, acara yang diinisiasi oleh The Association of Spouses of Ambassadors (ASA) itu digelar pada Minggu, 4 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duta Besar untuk Republik Kazakhstan dan Republik Tajikistan, Fadjroel Rachman, menganggap acara ini memiliki nilai strategis pada jumlah pengunjung yang hadir yang mencapai di atas lima ribu orang. Untuk mempromosikan rendang, kata dia, perwakilan Indonesia sengaja memasang boots yang dilengkapi tulisan ‘rendang adalah makanan nomor satu terenak di dunia’.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal serupa juga dilakukan untuk mempromosikan pariwisata Pulau Dewata di kancah internasional. Tidak lupa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Astana juga membuka fasilitas tanya jawab mengenai layanan visa masuk ke Indonesia. “KBRI Astana berusaha menampilkan yang terbaik dari Indonesia,” kata Fadjroel dikutip dari laman Kementerian Laur Negeri.
Senada dengan Fadjroel, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Astana, Poppy Yoeska, menyampaikan kegiatan Charity Bazaar ASA Kazakhstan ini sangatlah menarik. Ini karena bisa menjadi ruang kolaborasi bagi seluruh pasangan Duta Besar di Kazakhstan dan juga menjadi ajang berbagi kepada sesama.
“Acara ini penting karena menjadi momen kebersamaan antara seluruh spouse Duta Besar yang ada di Kazakhstan. Juga menjadi momen berbagi kepada yang kurang mampu. Tiket terjual lebih dari 10.000 buah,” terang Poppy.
Demi mendukung wisatawan luar negeri berkunjung ke Indonesia, termasuk ke Pulau Bali hingga mencicipi rendang, Fadjroel dalam keterangannya bakal mengusulkan Pemerintah Indonesia untuk menyediakan fasilitas Visa Free bagi warga Kazakhstan dan Tajikistan. Menurut dia, antusiasme warga Kazakhstan dan Tajikistan untuk berkunjung ke Indonesia sangatlah besar tetapi selalu terkendala VOA atau Visa free.
“Di setiap acara seperti ini, kita selalu melihat antusiasme warga Kazakhstan dan Tajikistan yang ingin berkunjung ke Indonesia tapi terkendala VOA atau visa free. Sebelum pandemi sekitar 10.000 warga Kazakhstan berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali dengan fasilitas Visa Free,” tuturnya.
Melansir Astana Times, kegiatan Charity Bazaar ASA Kazakhstan sebenarnya sudah ada sejak 12 tahun yang lalu. Namun karena adanya situasi pandemi Covid-19 sempat diberhentikan dan baru digelar kembali pada akhir tahun ini.
Ratusan kedutaan besar dari berbagai negara dan organisasi internasional turut berpartisipasi memamerkan budaya dan menjual produk-produk mereka. Acara Charity Bazaar ASA Kazakhstan sekaligus menjadi agenda amal karena dana yang terkumpul bakal disalurkan ke mereka yang membutuhkan di Kazakhstan.
HARIS SETYAWAN