Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Antonio Inoki, seorang bintang gulat profesional Jepang yang menjadi politisi, dikenal luas karena pertandingannya melawan petinju legendaris Muhammad Ali dan hubungannya dengan Korea Utara, meninggal pada usia 79, Sabtu, 1 Oktober 2022. Ia bertahun-tahun berjuang melawan penyakit langka, kata perusahaan yang didirikannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inoki menjadi salah satu nama terbesar di sirkuit gulat pro Jepang pada 1960-an. Ketenarannya mendunia pada 1976 ketika ia mengadakan pertandingan seni bela diri campuran dengan legenda tinju Muhammad Ali, yang disebut sebagai "pertarungan abad ini".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"New Japan Pro-Wrestling sangat berduka atas meninggalnya pendiri kami, Antonio Inoki," perusahaan yang ia dirikan pada tahun 1972 dalam unggahan di Twitter. "Prestasinya, baik dalam gulat profesional maupun komunitas global tidak ada bandingannya dan tidak akan pernah terlupakan."
Antonio Inoki, 11 September, 2017. REUTERS/Toru Hanai
Pemain dengan rahang lentera setinggi 1,9 meter ini memasuki dunia politik dengan memenangkan kursi di majelis tinggi parlemen Jepang pada 1989. Dia menjadi berita utama tahun berikutnya ketika pergi ke Irak selama Perang Teluk dan berhasil membebaskan warga Jepang yang disandera.
Penghormatan untuk Inoki mengalir di media sosial. Atsushi Onita, pegulat pro lain yang menjadi politisi, men-tweet: "Sebuah era telah berakhir."
"Terima kasih, Inoki-san. Ayah tertinggi gulat pro," tulisnya.
Triple H, chief content officer World Wrestling Entertainment Inc (WWE.N) menyebut Inoki "salah satu tokoh terpenting dalam sejarah bisnis kami, dan seorang pria yang mewujudkan istilah 'semangat juang'."
Inoki mengembangkan hubungan dekat dengan Korea Utara karena mentornya, superstar gulat pro Rikidozan, berasal dari Korea Utara tetapi tidak pernah bisa pulang setelah semenanjung itu pecah karena perang.
Dia melakukan banyak kunjungan ke Pyongyang sebagai anggota parlemen dan bertemu dengan pejabat tinggi, mengatakan Tokyo dapat memainkan peran dalam mediasi dengan tetangga bersenjata nuklirnya.
Pada 1995, ia menyelenggarakan ekstravaganza gulat "Collision in Korea" selama dua hari di hadapan lebih dari 100.000 penonton di Stadion May Day Pyongyang. Inoki mengalahkan Ric Flair di acara utama dengan senjata andalannya "enzuigiri," tendangan melompat ke belakang kepala lawan.
Di saluran YouTube-nya, yang disebut "Semangat Pertarungan Terakhir Antonio Inoki," ia ditampilkan keluar masuk rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir, mengangkat kepalan tangan saat ia pergi untuk pengobatan amiloidosis sistemik, penyakit langka yang melibatkan penumpukan protein yang disebut amiloid di organ.
Reuters