Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon dan memutuskan untuk mempersiapkan penerbangan militer untuk kemungkinan evakuasi mereka, kata pemerintah pada Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengeboman Israel telah menewaskan sedikitnya 700 orang pekan ini di Lebanon, khususnya di kubu Hizbullah, sementara kelompok pejuang tersebut membalas dengan serangan roket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami saat ini sedang memeriksa keselamatan warga negara Jepang yang tinggal di Lebanon, serta mendesak mereka untuk meninggalkan negara itu sementara penerbangan komersial reguler tetap beroperasi,” kata Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi.
Beberapa jam kemudian, kementerian pertahanan Jepang mengatakan pesawat angkatan udara telah diperintahkan untuk pergi ke Yordania dan Yunani untuk bersiaga, jika warga negara Jepang perlu diangkut keluar dari wilayah tersebut.
Pesawat angkut militer C-2 akan digunakan untuk mengevakuasi sekitar 50 warga Jepang yang saat ini berada di Lebanon, lapor media termasuk Kyodo News, mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya.
Yoko Kamikawa, Menteri Luar Negeri Jepang, mengatakan pada Rabu bahwa Tokyo “sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah.”
Jepang, tambahnya, “sangat mendesak” semua pihak untuk “menahan diri sepenuhnya untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.”
Israel menolak desakan sekutunya untuk melakukan gencatan senjata selama 21 hari di Lebanon dan berjanji untuk terus memerangi Hizbullah.
Peristiwa itu kian meningkatkan ketegangan di kawasan setelah kelompok Hizbullah di Lebanon terlibat dalam pertempuran lintas perbatasan dengan Israel sejak perang meletus di Jalur Gaza.
Aksi militer Israel di wilayah kantong Palestina itu telah menewaskan lebih dari 41.500 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, sejak kelompok perlawanan Hamas melakukan serangan lintas perbatasan pada Oktober tahun lalu.
AL ARABIYA