Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Auma Obama, aktivis yang merupakan kakak tiri mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, termasuk di antara pengunjuk rasa yang terkena gas air mata saat demonstrasi di luar gedung parlemen Kenya di Nairobi pada Selasa, 25 Juni 2024. Auma adalah saudara satu ayah dengan Barack.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi menembaki gas air mata ke arah demonstran yang mencoba menyerbu gedung parlemen Kenya. Unjuk rasa itu untuk menuntut agar para legislator menolak rancangan undang-undang (RUU) menaikkan pajak. Setidaknya lima pengunjuk rasa tewas, puluhan lainnya terluka dan beberapa bagian gedung parlemen dibakar ketika anggota parlemen di dalamnya mengesahkan RUU tersebut.
Auma digiring ke tepi dari keramaian unjuk rasa oleh seorang wartawan CNN. Dia lalu ditanya mengapa Auma ada di sana.
“Saya di sini karena - lihat apa yang terjadi. Anak-anak muda Kenya berdemonstrasi untuk menuntut hak-hak mereka. Mereka berdemonstrasi dengan bendera dan spanduk. Saya bahkan tidak bisa melihat lagi,” katanya, yang mulai terbatuk-batuk dan menutup matanya dari asap. “Kami terkena gas air mata.”
Dalam rekaman video CNN terlihat seorang laki-laki di belakangnya membawa papan bertuliskan, “Kolonialisme tidak pernah berakhir di Kenya,” sementara yang lain terdengar meneriakkan kalimat “Ini negara kami. Ini bangsa kami.”
Auma mengunggah fotonya di media sosial X saat sedang berunjuk rasa. Kantor mantan Presiden Obama belum bisa memberikan komentar mengenai insiden yang melibatkan kakak Obama tersebut, atau kekerasan di Kenya.
Kenya telah mengalami inflasi yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir dan penduduknya semakin terbebani oleh tingginya biaya makanan, sewa dan utilitas. Warga berunjuk rasa untuk melawan RUU Keuangan 2024 yang akan menaikkan pajak jutaan orang untuk menghilangkan sebagian utang negara sebesar US$80 miliar.
Amnesty Internasional bersama organisasi-organisasi sipil di Kenya mencatat setidaknya lima orang tewas akibat luka tembak, 31 orang terluka. 13 orang terkena peluru tajam, empat orang terkena peluru karet, dan tiga orang terkena tembakan tabung peluncur. Sebelas orang lainnya dikatakan selamat dengan luka ringan.
Mereka juga mencatat bahwa selama 24 jam terakhir sesudah protes telah terjadi 21 penculikan dan penghilangan oleh petugas berseragam maupun tidak berseragam. Beberapa di antara mereka dikatakan telah dibebaskan. Tercatat pula ada setidaknya 52 penangkapan.
Komisi Hak Asasi Manusia Kenya pada Selasa, 25 Juni 2024, membagikan video polisi menembaki pengunjuk rasa dan menggunakan gas air mata di tengah kekacauan. Komisi tersebut meminta Presiden William Ruto untuk “mengakhiri penindasan terhadap pengunjuk rasa damai. Ruto tengah menghadiri retret Uni Afrika di luar Nairobi saat protes terjadi, dan belum secara terbuka menyinggung soal protes tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
REUTERS | NBC NEWS
Pilihan editor: Mantan Duta Besar Beri Saran Perwakilan Diplomatik yang Cocok Ditugaskan di Amerika Serikat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini