PADA hakekatnya Partai Janata memberikan peluang besar bagi Ny.
Indira Gandhi untuk kembali ke tampuk kekuasaan. Partai itu
dirongrong perpecahan Juli tahun lalu. Waktu itu beberapa fraksi
pendukungnya menyangsikan sikap PM Morarji Desai dalam menangani
masalah sekularisme. Desai dikenal punya hubungan erat dengan
poros Jana Sang-Rashtriya Swayam Sevak Sangh (RSS), suatu
kelompok ekstrim Hindu. Rupanya dia tak bisa mengelak dari
pengaruh kelompok itu.
Lantas ketika Desai akan tampil kembali memimpin Partai Janata
setelah kabinetnya mengundurkan diri George Fernandez menolak.
"Kami tidak bakal mendukung suatu pemerintahan pimpinan Desai
yang dikuasai RSS," kata Fernande, pemimpin Partai Sosialis
yang pernah menjabat Menteri Perindustrian dalam kabinet Desai.
Ternyata Fernandez jengkel terhadap sikap Desai semula dalam
menghadapi masalah yang timbul akibat pertentangan yang sering
terjadi antara kelompok ekstrim Hindu dan kelompok Islam.
Teman separtai lainnya, Jagjivan Ram, tokoh golongan Harijan,
dalam suratnya kepada Desai menyebut bahwa pemerintahan Janata
telah gagal melindungi secara efektif kaum Harijan dan kelompok
minoritas lainnya termasuk Islam. Dan ini terlihat ketika Desai
mendukung aksi puasa yang dilancarkan Acharya Vinoba Bhave, yang
usianya mendekati 90 tahun.
Bhave, seorang pewaris ajaran spiritual Mahatma Gandhi telah
menggunakan aksi puasa April lalu untuk menuntut supaya
dikeluarkan UU yang melarang pemotongan sapi di seluruh negara
bagian India. Berbagai kekhawatiran timbul terutama di negara
bagian Bengala Barat dan Kerala yang diperintah oleh Partai
Komunis (CPIM), yang selama ini mengizinkan pemotongan sapi.
Begitu pula dengan umat Islam dan Kristen serta kaum Harijan,
sebagai pemakan daging sapi. Dalam hal ini golongan mayoritas
mengabaikan kepentingan kelompok lainnya. Ini membuat gagasan
sekularisasi yang didukung oleh kelompok Islam dan Kristen
menjadi penting. Para pemilih dari kelompok tersebut akhirnya
melirik ke arah Indira Gandhi.
Memang pada masa pemerintahan Janata adalah sulit buat Desai
untuk tidak memihak kelompok RSS. Tapi justru RSS ini merupakan
biang keladi perkelahian masal, yang terjadi secara
terus-menerus terutama di kawasan Utara. Seperti di Jamshedpur,
negara-bagian Bihar, beberapa bulan lalu kelompok Hindu
menyerang penduduk Islam yang berakibat ratusan orang mati.
Mungkin karena kejadian itu memprihatinkan umat Islam, yang
sebanyak 80 juta dari 600 juta penduduk India, semua partai
dalam pemilu Januari ini memberikan janji akan memperlakukan
kelompok ini secara adil. Dan kalangan pengamat sebelum pemilu
telah menduga bahwa Indira Gandhi dengan menggunakan masalah
sekularisasi akan berhasil mencari dukungan umat Islam.
Buat India gagasan sekularisasi bukanlah hal baru. Sejak zaman
pemerintahan PM Jawaharlal Nehru, sekularisasi termasuk bagian
dari landasannya berpijak. Dan ini kemudian diikuti oleh
putrinya, Indira Gandhi yang memerintah selama 11 tahun sebelum
dikalahkan Partai Janata pada pemilu 1977. Selama 29 bulan
pemerintahan Janata, masalah ini hampir terabaikan. Sekarang
beban ini terletak kembali pada Indira.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini