Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kembalinya indira

Indira gandhi, kembali terpilih sebagai perdana menteri india. partainya memang mutlak dalam pemilu. mandat diberikan presiden sanjiva.

19 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH dihina oleh lawan politiknya selama 29 bulan, Indira Gandhi kembali menjadi perdana menteri India. Partainya -- Partai Kongres I -- menang secara mutlak dalam pemilu pekan lalu. Meskipun masih ada 17 daerah yang belum melangsungkan pemilu karena terjadinya herbagai kerusuhan, Partai Kongres telah memenangkan 351 kursi dari 524 kursi Lok Sabha (parlemen) yang diperebutkan. Kalau pada pemilu 1971 partainya masih belum pecah -- hanya memenangkan 4,88% dari seluruh jumlah suara, kali ini lebih dari 60%. Maka Ny. Gandhi mendapat kesempatan untuk membentuk kabinet tanpa berkoalisi dengan partai lain. Secara resmi Presiden Sanjiva Reddy telah memberi rnandat pada Ny. Gandhi. Itu berlangsung di Lok Sabha. Disertai tepuk tangan riuh, Ny. Gandhi hari itu (10 Januari menyerahkan seuntai cabang pohon zaitun kepada setiap pemimpin partai yang dikalahkannya dalam pemilu itu. "Kita bukanlah rakyat yang picik dan kita tidak mengenal sifat dendam," kata Ny. Gandhi. Dan awal pekan ini ia dan kabinetnya dilantik. Orang yang dijuluki 'wanita berkemauan baja' ini rupanya cukup tangguh dalam usahanya kembali ke tampuk kekuasaan politik. Selama 6 minggu berkampanye, dia telah menggunakan pesawat terbang carteran, helikopter, sedan, jip dan berjalan kaki. Dia seluruhnya menempuh jarak sekitar 45.000 km. Dan menemui lebih dari seratus juta calon pemilih selama dia berkampanye. Dia tidak lagi muncul dengan slogan Garibi Hatao (Hapuskan kemiskinan) yang menjadi tema kampanyenya pada tahun 1971 atau 'Capai Tujuan Keadaan Darurat', tema pada tahun 1977 yang berakhir dengan kekalahannya. Tapi dia menampilkan suatu manifesto politik yang lebih jelas yaitu terbentuknya pemerintahan yang kuat di New Delhi dengan mayoritas yang mantap di parlemen. Menciptakan masyarakat sosialis adalah tujuannya. Dia rupanya belajar banyak dari kegagalan masa pemerintahan Partai Janata yang berlangsung selama 29 bulan itu (lihat box). Menurut Ny. Gandhi, hanya pemerintahan yang stabil dengan program yang jelas serta kepemimpinan yang sudah teruji yang mampu memenuhi kebutuhan rakyat banyak. Masih lebih sepertiga dari 600 juta penduduk India tercatat hidup di bawah garis kemiskinan. Ini tentu saja membutuhkan suatu pemerintahan yang kuat --bukan sekedar menjanjikan kebebasan tapi juga makanan. Pengalaman dengan Partai Janata menunjukkan, bahwa dengan mayoritas mereka di parlemen saja ternyata belum menjamin terlaksananya janji-janji mereka kepada para pemilih. Seperti Guntur Pemerintahan sejak 1977 yang dipimpin Morarji Desai, kemudian Charan Singh, berhasil dalam satu hal yaitu mengembalikan iklim kebebasan yang tertekan selama masa 'keadaan darurat' di bawah Ny. Gandhi. Namun sebuah janji yang sama pentingnya yaitu 'roti' tertinggalkan. Ini akhirnya memaksa rakyat memilih antara 'lebih banyak roti' atau 'lebih banyak kebebasan'. Maka itu pulalah hampir selama setahun terakhir ini orang merindukan kembalinya Indira Gandhi, terutama karena kepemimpinannya yang kuat. Dia pernah disebut oleh koleganya sebagai 'satu-satunya lelaki yang ada dalam kabinet'. Sebab itu pula koran Times of India menyebut, "Dia menang karena kekuatan kharismanya. Dan ini adalah kemenangan pribadinya." Setahun yang lalu, C.M. Sthepan, pemimpin Partai Kongres I di Lok Sabha mengatakan, "Dia akan kembali seperti guntur." Dan ini terbukti. Ny. Gandhi belakangan ini memang mengejutkan lawan politiknya yang selama 29 bulan telah menghinakannya sedemikian rupa. Misalnya, ketika menang dalam pemilu terbatas di Chikmaglur, November 1978, dia tak diterima sebagai anggota parlemen. Karena dituduh pernah menghina lembaga parlemen ketika dia memberlakukan 'keadaan darurat'. Dan tak hanya sampai di situ. Dia juga dipenjarakan dengan berbagai tuduhan, termasuk telah menyalahgunakan kekuasaan selama 'keadaan darurat'. Namun kejelekan 'keadaan darurat' yang selalu digunakan oleh lawan politiknya sebagai senjata ternyata tak berpengaruh dalam pemilu ini. Ny. Gandhi menjawab, "keadaan darurat adalah pengaget yang hanya digunakan dalam kondisi tertentu." Bahkan tentang Sanjay Gandhi, yang juga selalu dihubungkan dengan 'ikut memanfaatkan' kekuasaan ibunya itu, dia tetap membelanya. Sebelum pemilu International Herald Tribune mengutip Ny. Gandhi yang secara tegas membela putranya dalam masalah program sterilisasi. Sanjay oleh berbagai kalangan di India dituduh sebagai motor penggerak kewajiban sterilisasi. "Sterilisasi bukanlah program Sanjay, melainkan program pemerintah India yang sudah dimulai sejak tahun 1974," kata Ny. Gandhi. Ternyata dalam pemilu ini Sanjay Gandhi, 33 tahun, juga menang di negara-bagian Uttar Pradesh. Dia disambut hangat oleh pendukung Ny. Gandhi setibanya di New Delhi. Suatu perubahan telah terjadi, yaitu kembalinya seorang 'diktator' bersama putranya yang selama 29 bulan menjadi bulan-bulanan kaum politisi. Antara lain janjinya untuk dunia internasional adalah menegaskan kembali politik luar negeri India yang tetap Non Blok. Dan tentang kejadian di Afghanistan, dia mencela intervensi asing, tanpa menyebut Uni Soviet yang dekat hubungannya dengan India sejak Ny. Gandhi berkuasa dulu. Suatu pertanda, barangkali, politik bebasnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus