Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hungaria Rusuh Setelah Bohong
Perdana Menteri Hungaria ketahuan telah berbohong. Hingga Kamis pekan lalu, publik yang kecewa telah merusak sejumlah gedung, membakar mobil, serta menyerang gedung televisi pemerintah di Budapest.
Sekitar 200 orang terluka, termasuk anggota polisi, dalam kerusuhan terburuk sejak jatuhnya komunisme pada 1989. PM Hungaria Ferenc Gyurcsabt telah meminta polisi menggunakan segala cara untuk mengatasi keadaan.
Ferenc Gyurcsabt telah membuat pernyataan yang tak sesuai dengan kondisi ekonomi. Dari situ ia telah memetik keuntungan: kemenangannya pada pemilu April lalu. Kini, kebohongan itu terbongkar. Rekaman pembicaraan Gyurcsabt dengan seorang anggota parlemen Partai Sosialis pada Mei lalu telah tersebar luas. ”Kita belum mengerjakan apa pun dalam empat tahun, kita telah berbohong selama dua tahun,” kata Gyurcsabt dalam rekaman berdurasi 25 menit.
Sejauh ini, Gyurcsabt tak pernah membantah, tapi dia membela diri dengan mengatakan bahwa pernyataan itu berlaku untuk semua partai besar dan pemerintah karena mereka tidak bisa menyampaikan kepada rakyat kondisi keuangan negara yang sebenarnya.
Hungaria diperkirakan akan mengalami defisit anggaran sekitar 10 persen dari GDP (gross domestic product atau pendapatan kotor). Karena itu, perlu diturunkan ke 3 persen agar dapat mengadopsi euro sebagai mata uang mereka. Gyurcsabt berencana mengajukan kenaikan pajak dan mengurangi pembelanjaan negara untuk mengurangi defisit.
Irak Italia Tinggalkan Irak
Sekitar 1.800 personel pasukan Italia akan angkat kaki dari Irak. Mereka pulang ke negaranya setelah kendali keamanan di Provinsi Dhi Qar yang terletak di Irak Selatan diserahkan kepada aparat keamanan setempat, Kamis pekan lalu. Dhi Qar merupakan provinsi kedua yang diserahkan kepada aparat setempat.
Sebenarnya keamanan Dhi Qar tidak sepenuhnya di tangan pasukan Afgan. Tentara Inggris akan tetap berada di wilayah itu; jumlahnya 7.000 orang; ikut mengawasi operasi keamanan, termasuk keamanan di Basrah, kota terbesar di Irak Selatan yang terus diharu biru kekerasan akhir-akhir ini. Amerika juga akan menempatkan pasukan dengan 140 ribu personel.
Dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pekan lalu, disebutkan jumlah korban sipil yang tewas di Irak telah mencapai sekitar 6.599 orang sejak Juli hingga Agustus; 5.106 orang di antaranya berasal dari Bagdad, sedangkan 4.309 orang terluka.
Palestina Palestina Akan Akui Israel
Presiden Palestina Mahmud Abbas, Kamis pekan lalu, menyatakan Pemerintah Gabungan Nasional berencana akan mengakui Israel dan meninggalkan kekerasan untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah.
Abbas yang berasal dari kelompok moderat, Faksi Fatah, mengungkapkan, ia sedang berjuang agar Hamas menyetujui rencana itu. ”Itu sesuai dengan legitimasi Arab dan dunia internasional, dan merupakan tanggapan dari permintaan partai-partai utama yang berusaha memajukan perdamaian di Timur Tengah agar mengakui Israel, mengakhiri kekerasan, dan menghormati perjanjian sebelumnya,” kata Abbas di depan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sejauh ini, Hamas masih menolak. Hamas, kata Asisten Perdana Menteri Ismail Haniyeh, tidak akan ikut dalam pembicaraan koalisi pemerintahan dengan Fatah jika syaratnya mengakui Israel. Hamas memenangkan pemilu Januari lalu. Selain menolak mengakui Israel, mereka juga menolak mengakhiri kekerasan dan menghormati perjanjian sebelumnya dengan Israel.
Jepang Sanksi Baru untuk Korea Utara
Jepang dan Australia telah menjatuhkan sanksi keuangan baru kepada Korea Utara, Selasa pekan lalu. Dengan kata lain, mereka akan membekukan pengiriman uang ke Korea Utara. Inilah tekanan setelah Korea Utara meluncurkan tujuh peluru kendalinya, Juli lalu, termasuk satu peluru kendali jarak jauh Taepodong-2 yang diyakini memiliki daya jangkau sampai Alaska, Amerika Serikat.
Jepang membekukan pengiriman uang oleh 15 kelompok dan satu individu yang dicurigai memiliki hubungan dengan program nuklir Korea Utara itu. Sedangkan Australia membekukan pengiriman dari 12 perusahaan dan satu individu.
Selain membekukan pengiriman uang, Jepang juga menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap orang yang ingin mengirim uang atau memindahkan aset keuangan ke Korea Utara. Sebelumnya, Jepang telah menjatuhkan sanksi terbatas, termasuk keputusan melarang satu feri dagang Korea Utara berlabuh di pelabuhan Jepang dan mengeluarkan satu moratorium terhadap pesawat carter dari Pyongyang.
Vietnam Agen Ganda Meninggal
Pham Xuan, seorang mata-mata Vietnam yang bekerja untuk pusat intelijen Amerika Serikat (CIA), juga menjadi agen gerilyawan komunis dalam perang Vietnam, meninggal, Kamis pekan lalu. Xuan meninggal pada usia 79 tahun di rumah sakit di Saigon, Vietnam, karena menderita pembengkakan paru-paru.
Xuan menjadi agen ganda rahasia selama 30 tahun sejak 1959 sampai dia mengaku pada 1980. Kariernya sebagai agen komunis dimulai ketika Prancis kalah. Saat itu bosnya memintanya memata-matai Amerika. Namun, karena dipercaya, Xuan yang belajar di Amerika Serikat, disewa CIA. Padahal, saat itu dia menjadi penasihat untuk intelijen Vietnam Selatan.
Selain menjadi agen rahasia, Xuan yang bergabung dengan komunis sejak masih muda dan pernah berperang melawan kolonial Prancis. Ia juga bekerja untuk sejumlah kantor berita asing, di antaranya kantor berita Reuters dan majalah Time.
Dia adalah salah satu jurnalis yang paling berpengaruh di Vietnam. Jaringan kontaknya memberinya akses ke semua bidang pemerintahan dan militer yang dibentuk Amerika. Dia mengungkapkan tidak pernah sekalipun melaporkan berita palsu selama menjadi jurnalis, walaupun pada saat yang sama dia memberi informasi kepada gerilyawan komunis.
Perannya sebagai agen ganda mulai dicurigai setelah kemenangan komunis, pada 1975. Namun, dia mengatakan bahwa pekerjaannya sebagai agen komunis merupakan jalan untuk memastikan kemerdekaan negaranya.
India Badai Menewaskan 63 orang
Badai tornado menghantam kawasan Benggala, India, Rabu pagi pekan lalu, Sedikitnya 63 orang tewas dan ratusan orang hilang di India dan Bangladesh. Sejumlah rumah ambruk dan menewaskan sekitar 13 orang. Banyak pohon, tiang listrik, dan telepon yang tumbang atau bengkok. Menteri Bidang Pembangunan di kawasan Sundarbans, Kanti Ganguli, menyatakan telah menerima banyak laporan tentang kerusakan di tempat-tempat terpencil. ”Sedikitnya 400 perahu pencari ikan hilang,” ujarnya.
Di Andhra Pradesh, hujan lebat yang mengakibatkan banjir telah menewaskan 31 orang dalam dua hari dan membuat 5.000 orang yang berada di dataran rendah diungsikan ke tempat-tempat aman. Sebelumnya, bulan lalu 130 orang tewas akibat curah hujan yang tinggi.
Sunariah BBC/AP/The Guardian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo