Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Mark Zuckerberg Menuduh Biden Sensor Konten Covid-19, Apa Maksudnya?

Mark Zuckerberg mengatakan ia menyesal telah tunduk pada tekanan pemerintah dalam kesaksian di tengah-tengah kampanye pilpres yang memanas.

27 Agustus 2024 | 22.01 WIB

Mark Zuckerberg. Instagram
material-symbols:fullscreenPerbesar
Mark Zuckerberg. Instagram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - CEO Meta Platforms, Mark Zuckerberg, mengeluarkan uneg-unegnya tentang tekanan Pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap perusahaannya untuk menyensor konten Covid-19 selama pandemi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam sebuah surat tertanggal 26 Agustus, Zuckerberg mengatakan kepada komite kehakiman Dewan Perwakilan Rakyat AS bahwa ia menyesal tidak berbicara tentang tekanan ini lebih awal, serta beberapa keputusan yang telah diambil oleh pemilik Facebook, Instagram, dan WhatsApp untuk menghapus konten tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat tersebut ditujukan kepada Jim Jordan, ketua komite dan anggota Partai Republik. Dalam unggahannya di Facebook, komite tersebut menyebut surat tersebut sebagai "kemenangan besar bagi kebebasan berbicara" dan mengatakan bahwa Zuckerberg telah mengakui bahwa "Facebook menyensor orang Amerika".

Zuckerberg mengatakan bahwa adalah "salah" bagi pemerintah untuk menekan platform media sosial. Ia mengatakan bahwa ia menyesal telah tunduk pada tekanan tersebut. Kesaksian dari salah satu raksasa teknologi paling berpengaruh di dunia ini muncul di tengah-tengah kampanye pemilihan presiden yang memanas.

Apa yang dikatakan Zuckerberg dalam suratnya?

Zuckerberg menulis surat kepada Komite Kehakiman DPR pada hari Senin, dan mengatakan bahwa para pejabat Gedung Putih menekan timnya "selama berbulan-bulan untuk menyensor konten Covid-19 tertentu".

Surat tersebut berkaitan dengan penyelidikan yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh komite yang mayoritas anggota Partai Republik tentang moderasi konten online.

Surat tersebut merinci bahwa konten Covid-19 yang disensor karena tekanan dari pemerintahan Biden termasuk humor dan satir, dan bahwa para pejabat tersebut "mengungkapkan banyak rasa frustrasi dengan tim kami ketika kami tidak setuju".

Dia mengakui bahwa itu adalah keputusannya dan timnya untuk tunduk pada tekanan tersebut.

"Saya yakin tekanan pemerintah itu salah, dan saya menyesal karena kami tidak lebih terbuka tentang hal itu," katanya dalam surat tersebut.

Dia menambahkan bahwa dia merasa sangat yakin bahwa dia tidak boleh berkompromi dengan standar konten "karena tekanan dari Pemerintahan mana pun di kedua arah", dan menyimpulkan bahwa dia akan melawan jika terjadi hal serupa di masa mendatang.

Pada Juli 2021, Biden mengatakan bahwa platform media sosial seperti Facebook yang dimiliki oleh Meta "membunuh orang" dengan informasi yang keliru tentang Covid-19. Meskipun dia mencabut pernyataannya beberapa hari kemudian, dia menyatakan bahwa Facebook membiarkan penyebaran informasi yang salah.

Jenis konten Covid-19 apa saja yang diminta disensor?

Pada Februari 2021, Facebook memperbarui kebijakannya tentang konten Covid. Facebook menerbitkan sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa mereka memperluas "daftar klaim palsu yang akan kami hapus untuk menyertakan klaim tambahan yang tidak terbukti kebenarannya tentang virus corona dan vaksin" setelah berkonsultasi dengan badan-badan kesehatan terkemuka, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di bawah kebijakan ini, Facebook menghapus unggahan yang mengklaim bahwa Covid-19 adalah virus buatan manusia, yang dibuat dan bocor dari laboratorium di Wuhan, Cina. Di tengah spekulasi tentang bagaimana Covid-19 berasal, beberapa ilmuwan mengatakan bahwa teori kebocoran laboratorium tersebut layak untuk diselidiki lebih lanjut, sementara banyak ilmuwan lainnya menyanggahnya.

Konten yang menunjukkan bahwa vaksin tidak aman juga telah dihapus. Meta mengatakan lebih dari 20 juta unggahan telah dihapus dari Facebook dan Instagram, situs media sosial lain yang dimilikinya, antara awal pandemi dan musim panas 2021.

Meta juga menambahkan label peringatan pada lebih dari 190 juta unggahan tentang virus yang telah ditandai oleh pemeriksa fakta pihak ketiga sebagai salah atau tidak memiliki konteks.

Apa tanggapan Gedung Putih?

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah mendorong tindakan yang bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan keselamatan publik ketika dihadapkan pada pandemi yang mematikan.

"Posisi kami telah jelas dan konsisten: kami percaya perusahaan teknologi dan aktor swasta lainnya harus mempertimbangkan efek dari tindakan mereka terhadap rakyat Amerika, sambil membuat pilihan independen tentang informasi yang mereka sajikan."

Apakah ini berarti Zuckerberg mendukung Trump?

Dengan berkirim surat kepada Jim Jordan, ketua komite kehakiman dan anggota Partai Republik, apakah ini berarti Zuckerberg mendukung Trump dalam pemilihan presiden AS kali ini? Zuckerberg baru-baru ini mencoba untuk menarik perhatian para pengguna yang konservatif, dengan memuji respons calon presiden dari Partai Republik Donald Trump terhadap upaya pembunuhan sebagai "jagoan" dan melakukan podcast sayap kanan.

Jim Jordan, adalah sekutu lama Trump. Dalam unggahannya di Facebook, Komite Kehakiman menyebut surat tersebut sebagai "kemenangan besar bagi kebebasan berbicara" dan mengatakan bahwa Zuckerberg telah mengakui bahwa "Facebook telah menyensor orang Amerika."

Dalam surat tersebut, Zuckerberg juga mengatakan bahwa ia tidak akan memberikan kontribusi apa pun untuk mendukung infrastruktur pemilu pada pemilu presiden tahun ini agar "tidak berperan dalam satu atau lain hal" pada pemungutan suara November nanti.

Pada pemilu terakhir, yang diadakan pada 2020 selama pandemi, miliarder ini menyumbangkan $400 juta melalui Chan Zuckerberg Initiative, usaha filantropinya bersama istrinya, untuk mendukung infrastruktur pemilu, sebuah langkah yang menuai kritik dan tuntutan hukum dari beberapa kelompok yang mengatakan bahwa langkah tersebut bersifat partisan.

Apakah Zuckerberg pernah menghadapi tekanan dari pemerintah AS sebelumnya?

Zuckerberg pernah menghadapi tekanan atas berbagai masalah dari pejabat pemerintah AS, termasuk:

Pada Februari, bos Meta muncul di hadapan Kongres dan meminta maaf kepada orang tua dari anak-anak yang kesehatan mentalnya terpengaruh oleh platform media sosial. Hal ini terjadi setelah ia dikritik karena tidak mengambil tindakan untuk mengekang eksploitasi seksual terhadap anak di bawah umur di platform Meta.

Ini bukanlah penampilan pertama Zuckerberg di Kongres. Pada 2018, ia tampil di hadapan dua komite gabungan Kongres AS menyusul skandal yang melibatkan Cambridge Analytica, sebuah perusahaan data besar yang bekerja untuk kampanye pemilihan presiden AS pada 2016. Dilaporkan bahwa perusahaan tersebut secara ilegal mengambil data pribadi 50 juta pengguna Facebook untuk membuat iklan politik, yang memicu kemarahan.

AL JAZEERA | REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus