Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Meksiko menyambut kembalinya personel kedutaan besarnya dari Ekuador pada Minggu. Ini dua hari setelah polisi Ekuador menggerebek fasilitas tersebut, dalam sebuah tindakan yang memicu putusnya hubungan diplomatik kedua negara sekaligus memicu kecaman global terhadap negara Amerika Latin tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polisi dan tentara Ekuador memaksa masuk ke kedutaan Meksiko di Quito pada Jumat malam untuk menangkap mantan Wakil Presiden Jorge Glas. Dia selama berbulan-bulan mengungsi di sana, setelah pejabat Meksiko menawarinya perlindungan suaka formal pada hari sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ekuador berargumentasi bahwa memberikan suaka kepada Glas, yang telah dua kali divonis bersalah atas tuduhan korupsi, merupakan pelanggaran hukum.
Glas, 54 tahun, yang memiliki surat perintah penangkapan preventif atas kasus korupsi lainnya, telah bersembunyi di kedutaan besar di Quito sejak meminta suaka politik pada Desember.
Di bandara utama ibu kota Meksiko, Menteri Luar Negeri Alicia Barcena memuji solidaritas yang ditunjukkan terhadap Meksiko dari 18 pemerintah Amerika Latin – hampir di seluruh kawasan dan mencakup berbagai ideologis – selain 10 negara Eropa, ditambah Amerika Serikat dan Kanada.
Saat menyambut sekitar beberapa lusin personel kedutaan yang diterbangkan kembali ke Meksiko, Barcena juga mengecam “agresi fisik” Ekuador terhadap kedutaan. Dia juga menegaskan kembali rencana untuk meminta teguran internasional lebih lanjut terhadap pemerintahan Presiden Daniel Noboa atas insiden tersebut.
Sebelumnya pada Minggu, Inggris menjadi negara terbaru yang mengutuk serangan Ekuador ke kedutaan Meksiko, menurut pernyataan kantor luar negeri.
Duta Besar Meksiko untuk Ekuador, Raquel Serur, mendampingi Barcena pada upacara tersebut.
“Presiden Noboa melakukan kesalahan dengan mengambil keputusan yang tidak hanya melanggar semua konvensi internasional yang sudah ada, namun juga menunjukkan ketidaktahuan akan realitas yang ada di negaranya,” kata Serur.
Ia menambahkan bahwa presiden Noboa “tidak memahami” bahwa ada individu yang dapat diberikan perlindungan suaka tanpa menilai apakah mereka tidak bersalah atau bersalah.
Polisi Ekuador menangkap Glas, yang menjabat sebagai wakil presiden mantan Presiden sayap kiri Rafael Correa, karena tuduhan korupsi yang sedang berlangsung.
Pekan lalu, pemerintahan Noboa mendeklarasikan Serur persona non grata karena apa yang disebutnya sebagai komentar "yang disayangkan" oleh presiden Meksiko, dengan mengomentari pemilihan presiden tahun lalu di Ekuador dan mengklaim bahwa manipulasi media setelah pembunuhan seorang kandidat menyebabkan kekalahan rekannya dari sayap kiri.
REUTERS