Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mengapa kami perlu oposisi

Wawancara tempo dengan lee hsien loong, menteri perdagangan dan industri merangkap menteri muda pertahanan tentang politik singapura. dari masalah demokrasi, transisi pergantian generasi pimpinan.

17 September 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UMURNYA baru 36 tahun. Sangat muda buat ukuran pemimpin Indonesia, tapi tak mencolok buat ukuran Singapura kini. Bukan semata-mata karena Lee Hsien Loong ini anak Lee Kuan Yew maka dia menonjol di republik terkaya di ASEAN itu. Ia lulusan universitas tersohor Inggris, Cambridge, dengan pujian untuk dua jurusan: matematika dan ilmu komputer. Ia juga punya gelar M.B.A. dari sebuah universitas Amerika: Harvard. Ia jadi komandan batalyon artileri pada usia 18. Pangkatnya kini brigadir jenderal (cadangan), dan namanya pun dikenal sebagai BG Lee (baca: "bi-ji-li"). Kariernya terus menanjak di Kementerian Pertahanan hingga menjadi sekretaris politik Menteri Pertahanan, 1984. Ia kemudian terjun ke dunia politik. Dalam pemilihan umum 1984, ia terpilih sebagai anggota parlemen. Setahun kemudian pria yang sempat menduda dan kemudian menikah kembali ini ditunjuk menjadi anggota kabinet. Jabatannya tak tanggung-tanggung: Menteri Perdagangan dan Industri merangkap Menteri Muda Pertahanan. Di kantornya, Kementerian Pertahanan, pemimpin muda Singapura ini menerima Bambang Harymurti dari TEMPO, Selasa pekan lalu. Di kamar kerjanya yang sederhana, dengan sebuah termos di meja, wawancara berlangsung santai. Berikut ini petikannya: Masa transisi pergantian generasi pimpinan Singapura, menurut PM Lee, telah tuntas. Apa penyebab suksesnya regenerasi pimpinan Singapura ini? Mengapa transisi ini berjalan lancar? Saya kira karena kami telah lama berupaya keras menarik orang untuk membentuk suatu tim baru untuk mengambil alih pimpinan. Kami telah menjaring dan menyaring orang sejak awal 1970-an. Yang pertama masuk kabinet pada 1972, sisanya menyusul kemudian. Setiap pemilihan umum biasanya menghasilkan anggota baru. Pada saat yang sama tim ini semakin lama semakin berperan untuk menentukan sendiri anggota barunya. Kami tak berada di tim itu hanya karena dipilih oleh Perdana Menteri, melainkan karena dukungan rakyat. Siapa yang mencari anggota baru? Masing-masing kami punya peran. Mulanya Perdana Menteri yang banyak menentukan, kemudian Goh Chok Tong mulai memasukkan orang baru. Apa bedanya antara generasi muda dan pendahulunya? Perbedaan latar belakang, proses pendidikan, dan gaya. Generasi pertama adalah seperti generasi '45 Indonesia: pendiri dan orang yang merebut kemerdekaan dan mempertahankannya. Kami adalah generasi penerus yang dibesarkan dalam keadaan sukses hasil generasi pertama. Kami mengalami perjalanan karier yang lebih teratur dan dalam suasana lebih tenang. Kami juga mengurus rakyat yang berbeda, yang juga dibesarkan dalam suasana yang lebih teratur dan tenang. Perbedaan antargenerasi saya pikir dalam gaya memecahkan masalah, dalam cara kami mencapai solusi. Yaitu dalam cara membuat rakyat berkesediaan terhadap solusi itu dan mendukungnya. Dalam hal ini kami harus berusaha lebih keras. Pertama, karena kami tak dapat mengatakan bahwa kami telah melakukan sebelumnya. Saya berharap keyakinan rakyat terhadap kami akan segera terbentuk, tapi sekarang belum. Kedua rakyat sekarang adalah masyarakat yang lebih terdidik, yang menginginkan masalah-masalah ini dijelaskan kepada mereka sehingga mereka mengerti. Dan kami harus mengupayakan hal ini. Jadi, karena masyarakat sekarang lebih terdidik, terdapat kebutuhan untuk lebih demokratis? Kami selalu demokratis. Yang ada adalah tuntutan yang lebih besar untuk mendiskusikan masalah, penjelasan yang lebih rinci, dan pembahasan dari berbagai sudut. Itukah sebabnya dalam beberapa tahun ini pemerintah Singapura menganggap perlunya kehadiran pihak oposisi? Kami selalu memiliki partai oposisi. Tetapi dalam beberapa tahun belakangan ini, bahkan sebelum pemilihan umum yang baru lalu, pemerintah telah memutuskan bahwa sebaiknya oposisi memiliki wakil di parlemen dengan cara tertentu. Kami mengatur suatu skenario jika kami memenangkan mayoritas atau hampir semua kursi di parlemen, kami akan memberikan beberapa kursi ekstra kepada oposisi, yakni kepada kandidat oposisi terbaik dari para calon oposisi yang kalah suara. Jadi, mereka tak harus berbicara mewakili konstituensi tertentu, melainkan mereka dapat berbicara mewakili pendapat pihak oposisi. Sistem itu sekarang yang berlaku. (Lihat juga Sebentar Lagi, Goh). Mengapa Anda merasa perlunya kehadiran oposisi? Karena dua hal. Satu karena adanya pihak-pihak yang mempunyai pandangan alternatif yang ingin agar pandangannya diekspresikan, yang dapat dikatakan sebagai pembangkangan yang mampu menyatakan diri (articulate dissent). Kedua, ini bermanfaat bagi kami, sebab dengan cara menjawab pertanyaan mereka, kami dapat lebih meyakinkan rakyat, dapat menjelaskan masalah kepada rakyat dengan lebih baik. Dengan membiarkan oposisi menyerang kami, pemerintah dapat meyakinkan rakyat bahwa tak ada yang disembunyikan, bahwa semua masalah dapat dijelaskan. Jika semua kursi (parlemen) dipegang PAP bisa saja anggota parlemen mempertanyakan berbagai masalah dengan sangat berani, tapi rakyat akan tetap punya keraguan bahwa kami menyembunyikan sesuatu. Anda juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Ancaman apa yang Anda perkirakan terhadap Singapura sepuluh tahun mendatang? Kami tak tahu. Sekarang Asia Tenggara sedang damai dan kita berteman dengan siapa saja. Tapi ada dua hal yang kami khawatirkan. Satu, kami tak tahu apa yang akan terjadi di wilayah ini di masa depan. Kami harus siap menghadapinya karena dibutuhkan waktu lama untuk membentuk angkatan bersenjata untuk pertahanan. Kedua, saya kira lebih baik memperkuat diri hingga lebih mudah bagi kami untuk bersikap santai kepada negara lain dan memperbanyak teman. Apa komentar Anda tentang reportase Ian Burumah dalam The New York Time Magazine baru-baru ini? Bahwa Singapura adalah "kota yang penuh ketakutan" ? Mereka tak suka kami. Pada dasarnya, media Barat, terutama media AS, menginginkan beberapa hak lebih. Hak untuk turut campur. Hak untuk memperlakukan kami seperti mereka memperlakukan pemerintahan mereka. Untuk memainkan peran dominan seperti mereka perankan di AS. Mengapa orang awam yang diwawancarai di jalan tak mau dikutip namanya? Kami memilih untuk tak secara langsung terbuka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus