Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara miskin pada bulan lalu menolak lebih dari 100 juta dosis vaksin virus corona, yang didistribusikan lewat program Covax. Alasannya, sebagian besar dari vaksin Covid-19 tersebut sudah dekat masa kadarluwarsanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data memperlihatkan masih sulit memberikan imunisasi vaksin virus corona, kendati pasokan vaksin Covid-19 bertambah. Covax mendistribusikan hampir 1 miliar dosis vaksin virus corona pada total hampir 150 negara di dunia.
“Pada Desember 2021, ada lebih dari 100 juta dosis vaksin virus corona yang ditolak karena masa kadarluwarsanya sudah sangat dekat,” kata Etleva Kadili, Direktur bidang pensuplian UNICEF di hadapan anggota parlemen Eropa.
Botol berlabel "COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan terpampang logo Johnson & Johnson dalam ilustrasi yang diambil, 9 Februari 2021 ini. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Negara-negara miskin juga tidak bisa menyimpan stok vaksin virus corona karena fasilitas tempat penyimpanan mereka terbatas, termasuk kurangnya kulkas untuk menyimpan vaksin Covid-19. Kendala lain adalah warga di banyak negara masih ragu-ragu untuk imunisasi vaksin virus corona serta sistem kesehatan yang sedang kedodoran.
UNICEF tidak mengungkap berapa banyak dosis vaksin virus corona, yang sudah ditolak sejauh ini. Lebih dari 30 negara, termasuk negara besar seperti Kongo dan Nigeria, hanya menggunakan sedikit dari vaksin virus corona yang didonasikan pada mereka.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.