Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Paspampres dan Penyidik Korsel Baku Pukul Saat Akan Tangkap Presiden Yoon Suk Yeol

Penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol diwarnai insiden saling pukul antara penyidik dan pendukungnya pada Rabu pagi.

15 Januari 2025 | 08.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gambar penjaga keamanan dari cermin di dalam kediaman resmi Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol di Seoul, Korea Selatan, 9 Januari 2025. REUTERS/Tyrone Siu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim penyidik Komisi Anti Korupsi Korea Selatan bentrok dengan pasukan pengawal presiden saat berupaya menangkap Presiden Yoon Suk Yeol pada Rabu pagi, 15 Januari 2025. Paspampres berupaya menghalangi penyidik KPK untuk menangkap Yoon.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah menolak ditangkap sejak dimakzulkan karena menerapkan darurat militer pada 3 Desember 2025. Penerapan darurat militer yang hanya berlangsung 6 jam itu menjerumuskan Korea Selatan ke dalam krisis politik terburuk negara itu dalam beberapa dekade. Yoon Suk Yeol setelah memerintahkan tentara untuk menyerbu parlemen yang sedang bersidang untuk menetang keputusannya itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yoon Suk Yeol, seorang mantan jaksa cemerlang, akan menjadi presiden pertama yang menjabat dalam sejarah Korea Selatan yang ditangkap jika surat perintah pengadilan dilaksanakan.

"Eksekusi surat perintah penangkapan presiden telah dimulai," kata penjabat Presiden Choi Sang-mok dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari NDTV. "Situasi ini merupakan momen krusial untuk menjaga ketertiban dan supremasi hukum di Korea Selatan."

Pada suatu pagi yang penuh drama, tim gabungan penyidik dari Badan Investigasi Korupsi (BIN) dan petugas polisi mencoba memasuki kompleks kediaman tersebut tetapi dihalangi oleh personel tak dikenal di gerbang masuk. Para penyidik kemudian terlibat dalam bentrokan fisik saat mereka mencoba memasuki kediaman tersebut secara paksa, menurut laporan kantor berita Yonhap melaporkan. Tak disebutkan siapa pelakunya.

Kedua pihak saling memukul dan mendorong dalam bentrokan antara penyidik KPK dan orang-orang yang membela Yoon Suk Yeol di kediamannya. Setidaknya satu orang terluka setelah pingsan selama kebuntuan. Mereka dibawa pergi oleh petugas pemadam kebakaran.

Pengacara Yoon Suk Yeol terlihat di depan kediaman memprotes pelaksanaan surat perintah penangkapan. Sebuah mobil polisi putih kemudian mencoba memasuki kompleks tersebut namun tidak berhasil.

Rekaman video yang dilansir oleh Reuters menunjukkan ratusan petugas polisi, beberapa membawa tangga dan pemotong kawat, berbaris di jalan menuju vilanya di lereng bukit. Vila ini merupakan tempat Yoon bersembunyi selama berminggu-minggu dengan dijaga oleh pasukan kecil keamanan pribadi.

Saat penyiar berita lokal melaporkan bahwa penahanan Yoon akan segera dilakukan, beberapa perkelahian kecil terjadi antara pengunjuk rasa pro-Yoon yang menangis dan polisi di dekat kediaman tersebut, menurut seorang saksi mata di tempat kejadian.

Polisi mengatakan mereka telah mengerahkan 3.200 petugas ke vila ini untuk menangkap Yoon Suk Yeol. Namun ratusan ratusan pengunjuk rasa pro-Yoon dan anggota Partai Kekuatan Rakyat juga telah berkumpul sebelum fajar dalam suhu di bawah nol.

Penjabat Presiden Choi Sang-mok menyerukan agar tetap tenang dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, mendesak perlunya menghindari kontak fisik antara lembaga negara. "Saya akan meminta pertanggungjawaban secara tegas kepada mereka jika terjadi peristiwa yang tidak diinginkan," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus