Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pavel Durov, pendiri dan CEO jejaring sosial Telegram, dilaporkan telah ditangkap di Prancis sebagai bagian dari investigasi atas kurangnya jumlah moderator di platform perpesanan tersebut. Berikut ini semua yang perlu Anda ketahui tentang Pavel Durov.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kekayaan Bersih
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Durov terkenal karena perjalanannya dalam menciptakan jejaring sosial terbesar di Rusia, VKontakte. Setelah meninggalkan VKontakte, Durov mendirikan Telegram yang kini menjadi salah satu aplikasi perpesanan paling populer di dunia dan memiliki ratusan juta pengguna di seluruh dunia. Popularitas dan potensi pertumbuhan platform ini di masa depan telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kekayaan Durov yang kini diperkirakan mencapai $15,5 miliar.
Pendidikan
Lahir pada 10 Oktober 1984 di Leningrad, Uni Soviet, Rusia, Pavel Durov menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Turin, Italia, tempat ayahnya bekerja. Ia kembali ke Rusia untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan lulus pada 2006 dari Departemen Filologi Universitas Negeri Saint Petersburg dengan gelar sarjana. Pendidikannya di bidang filologi, studi tentang bahasa dalam teks-teks sejarah, memberinya pemahaman yang mendalam tentang komunikasi. Hal ini kemudian memainkan peran penting dalam kesuksesannya dengan platform media sosial.
Di universitas, Pavel adalah salah satu mahasiswa terbaik dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Durov berulang kali memenangkan kemenangan dalam Olimpiade di bidang linguistik, pemrograman, dan desain, merupakan penerima beasiswa Pemerintah Federasi Rusia dan Presiden Federasi Rusia, serta tiga kali pemenang Hadiah Potanin.
Menurut informasi di halaman resmi Pavel di VK, dia berbicara dalam delapan bahasa: Rusia, Inggris, Prancis, Jerman, Spanyol, Italia, Latin, dan Farsi. Sulit untuk memastikan seberapa benar informasi ini.
Keluarga
Pavel Durov berasal dari keluarga yang kaya akan sejarah akademis dan militer. Ayahnya, Valery Semenovich Durov, adalah seorang Doktor Ilmu Filologi dan akademisi yang dihormati. Ibunya berasal dari Ukraina, dan nama gadisnya adalah Ivanenko. Durov mengatakan bahwa ia memiliki banyak kerabat yang tinggal di Ukraina, yang menyoroti hubungannya yang mendalam dengan negara tersebut. Warisan yang beragam dan latar belakang keluarga yang kuat ini telah membentuk pandangan dunia dan pengejaran profesional Durov.
Pavel Durov memiliki seorang kakak laki-laki, Nikolai Durov, yang memainkan peran penting dalam pendirian Telegram. Nikolai berperan sebagai pengembang utama, pemrogram, dan arsitek proyek, yang berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan teknis Telegram.
Kehidupan Pribadi
Pavel Durov belum menikah dan menjalani kehidupan yang relatif tertutup. Saat ini dia tinggal di Dubai, di mana kantor pusat Telegram juga berada.
Durov meninggalkan Rusia pada bulan April 2014, mengatakan bahwa ia tidak akan kembali ke tanah airnya, karena aturan main di negara ini tidak jelas dan tidak mungkin menjalankan bisnis online di dalamnya, terutama setelah menolak bekerja sama dengan pihak berwenang.
Kewarganegaraan
Setelah meninggalkan Rusia, Durov memiliki banyak paspor. Ia pindah dan memindahkan Telegram ke Dubai pada 2017, dan menurut media Prancis, ia juga menerima kewarganegaraan Uni Emirat Arab.
Pada Agustus 2021, ia menjadi warga negara Prancis, pada Agustus 2021 melalui prosedur yang disebut luar biasa dan sangat politis. Selain itu, ia juga warga Saint Kitts dan Nevis, sebuah negara dengan dua pulau di Karibia, menurut laporan media.
Kontroversi-kontroversi Pavel Durov
Pavel Durov telah menghadapi beberapa tantangan hukum sepanjang karirnya, terutama di Rusia. Pada tahun 2014, ia meninggalkan Rusia setelah menolak memenuhi tuntutan pemerintah untuk menutup jaringan oposisi di VKontakte. Langkah ini menandai titik balik yang signifikan dalam kariernya, yang mengarah pada penjualan sahamnya di VKontakte dan penciptaan Telegram.
"Telegram juga menjadi pusat kontroversi, terutama terkait sikapnya terhadap privasi pengguna dan enkripsi. Pada tahun 2018, Rusia berusaha untuk melarang Telegram setelah Durov menolak untuk memberikan akses kepada agen keamanan negara untuk mengakses pesan terenkripsi pengguna. Hal ini memicu protes dan kritik yang meluas dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengadvokasi privasi digital dan kebebasan berbicara."
THE ECONOMIC TIMES | REUTERS
Pilihan Editor: Elon Musk dan Reaksi atas Penangkapan Pavel Durov, CEO Telegram