Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Sosial Demokrat Jerman menang tipis dalam hitung cepat pemilu Jerman hari Minggu, dan mengklaim mandat untuk memimpin pemerintahan untuk pertama kalinya sejak 2005, yang otomatis mengakhiri 16 tahun pemerintahan yang dipimpin konservatif di bawah Angela Merkel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Partai Sosial Demokrat (SPD) kiri-tengah meraup 26,0% suara, unggul dari blok konservatif CDU/CSU Merkel yang memperoleh 24,5%, menurut hitung cepat yang dirilis televisi ZDF, tetapi kedua partai percaya bahwa mereka dapat memimpin pemerintahan berikutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polling ZDF menunjukkan partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD) meraih 10,5%, atau lebih buruk dari empat tahun lalu ketika mereka mendapat kursi ke parlemen nasional dengan 12,6% suara, di mana semua partai arus utama enggan berkoalisi dengan AfD.
Dengan tidak ada blok besar yang menguasai mayoritas, dan keduanya enggan mengulangi "koalisi besar" mereka selama empat tahun terakhir, hasil yang paling mungkin adalah aliansi tiga arah yang dipimpin oleh Partai Sosial Demokrat atau konservatif Merkel, menurut Reuters, 27 September 2021.
Menyetujui koalisi baru bisa memakan waktu berbulan-bulan, dan kemungkinan akan melibatkan Partai Hijau yang lebih kecil dan Partai Free Democrats (FDP) yang liberal.
"Kami unggul dalam semua survei sekarang," kata kandidat kanselir Partai Sosial Demokrat, Olaf Scholz, dalam diskusi meja bundar dengan kandidat lain setelah pemungutan suara.
"Ini adalah pesan yang membesarkan hati dan mandat yang jelas untuk memastikan bahwa kita mendapatkan pemerintahan yang baik dan pragmatis untuk Jerman," tambahnya setelah sebelumnya berbicara kepada para pendukung SPD yang gembira.
Kebangkitan SPD menandai kebangkitan yang luar biasa bagi partai tersebut, yang telah memulihkan sekitar 10 poin dukungan hanya dalam tiga bulan untuk meningkatkan hasil 20,5% dalam pemilu Jerman 2017.
Olaf Scholz, 63 tahun, akan menjadi kanselir SPD keempat pascaperang setelah Willy Brandt, Helmut Schmidt dan Gerhard Schroeder. Scholz adalah menteri keuangan di kabinet Merkel dan mantan wali kota Hamburg.
Pemimpin Uni Demokratik Kristen (CDU) dan kandidat teratas untuk calon kanselir konservatif Armin Laschet memberi isyarat setelah exit poll pertama untuk pemilihan umum di Berlin, Jerman, 26 September 2021. [REUTERS/Kai Pfaffenbach]
Saingan Scholz dari partai konservatif, Armin Laschet, mengisyaratkan bloknya belum siap untuk menyerah, meskipun pendukungnya mengungkapkan kekalahan.
"Kemenangan itu tidak selalu menjadikan partai pemenang pertama yang menunjuk kanselir," kata Laschet, 60 tahun, kepada meja bundar. "Saya ingin pemerintahan di mana setiap mitra terlibat, di mana semua orang terlihat - bukan di mana hanya kanselir yang bersinar," katanya dalam upaya awal untuk merayu partai-partai kecil.
Schmidt memerintah pada akhir 1970-an dan awal 1980-an dalam koalisi dengan FDP meskipun Partai Sosial Demokratnya memiliki kursi parlemen lebih sedikit daripada blok konservatif.
Perhatian sekarang akan beralih ke diskusi informal diikuti oleh negosiasi koalisi yang lebih formal, yang bisa memakan waktu berbulan-bulan, membuat Angela Merkel tetap menjabat sebagai kanselir pelaksana.
Scholz dan Laschet mengatakan mereka akan berupaya mencapai kesepakatan koalisi sebelum Natal.
Angele Merkel berencana untuk mundur setelah pemilu Jerman tahun ini, menjadikan pemungutan suara sebagai peristiwa yang mengubah era untuk menentukan arah masa depan negara ekonomi terbesar Eropa.
REUTERS