Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Pemindahan Ibu Kota Israel ke Yerusalem 73 Tahun Lalu: Jejak Berdarah Konflik Israel - Palestina

Pada 23 Januari 1950, parlemen Israel atau Knesset mengklaim Yerusalem, berlokasi di Palestina, sebagai ibu kota mereka.

13 Desember 2022 | 13.46 WIB

Peta Rencana Allon tahun 1968 untuk Tepi Barat.[Times of Israel]
Perbesar
Peta Rencana Allon tahun 1968 untuk Tepi Barat.[Times of Israel]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini, 13 Desember di tahun 1949  Ibu kota Israel dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Melansir dari CNN pada 23 Januari 1950, parlemen Israel atau Knesset mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka. Menurut dokumen PBB pada 1997, Israel saat itu lantas memindahkan pusat pemerintahannya ke Yerusalem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bertambahnya populasi Yahudi di wilayah tanah Palestina tak terlepas dari Deklarasi Balfour di 1917 serta mandat dari Liga Bangsa-bangsa pada 1917. Sepuluh tahun setelah adanya mandat agar adanya "rumah nasional untuk masyarakat Yahudi", sekitar 100 ribu imigran Yahudi mulai masuk Palestina, sehingga populasi warga Yahudi lantas bertambah dari 10 persen menjadi 17 persen.

Baca : Kisah Intifadah Pertama,  Mengenal Organisasi Jihad Islam Palestina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warga Yahudi di kota Yerusalem juga bertambah dari 34.100 menjadi 53.800 pada 1931. PBB mencatat bahwa bertambahnya imigrasi Yahudi di Palestina menyebabkan ketegangan antar masyarakat.

Pada Agustus 1929, sudah terjadi kerusuhan di bagian barat Tembok Ratapan. 

Meski pemerintahan banyak negara di dunia masih berdiskusi mengenai status Yerusalem, pihak Israel kerap mengambil tindakan sepihak. Pada 1948 misalnya, Israel sudah membangun Mahkamah Agung di Yerusalem, dan tahun berikutnya Presiden Israel mengambil sumpah di kota itu. Hingga kini, konflik antara Palestina dan Israel masih memanas terkait isu Yerusalem.

Sejarah Tanah Palestina

Jauh sebelum penyebab konflik Israel-Palestina bermula, Palestina merupakan suatu negara yang ditempati oleh penduduk atau orang Filistin pada abad ke-12 SM. Sepanjang sejarah, Palestina telah diperintah oleh banyak kelompok, termasuk Asyur, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Arab, Fatimiyah, Turki Seljuk, Tentara Salib, Mesir, dan Mameluke.

Kemudian, dari tahun 1517 hingga 1917, Kesultanan Utsmaniyah menguasai sebagian besar wilayah tersebut. Ketika Perang Dunia I berakhir pada tahun 1918, Inggris mengambil alih Palestina. Liga Bangsa-Bangsa mengeluarkan mandat Inggris untuk Palestina, yaitu sebuah dokumen yang memberi Inggris kendali administratif atas wilayah tersebut, termasuk ketentuan untuk mendirikan tanah air nasional Yahudi di Palestina yang mulai berlaku pada tahun 1923.

Pada tahun 1947, setelah lebih dari dua dekade pemerintahan Inggris, PBB mengusulkan rencana untuk membagi Palestina menjadi dua bagian: negara Yahudi merdeka dan negara Arab merdeka. Kota Yerusalem yang diklaim sebagai ibu kota oleh orang Yahudi dan Arab Palestina akan menjadi wilayah internasional dengan status khusus.

Para pemimpin Yahudi menerima rencana itu, tetapi banyak orang Arab Palestina dengan keras menentang, di mana beberapa di antaranya telah secara aktif melawan kepentingan Inggris dan Yahudi di kawasan itu sejak tahun 1920-an. Kelompok-kelompok Arab berpendapat bahwa mereka mewakili mayoritas penduduk di wilayah tertentu, harus diberikan lebih banyak wilayah. Mereka mulai membentuk tentara sukarelawan di seluruh Palestina.

Israel Menjadi Negara dan Lahirnya PLO

Sejak datangnya penduduk Yahudi ke Palestina, yang tidak lain menjadi penyebab konflik Israel Palestina, pada Mei 1948 Inggris menarik diri dari Palestina dan Israel mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka. Tentu ini menyiratkan bahwa Israel bersedia melaksanakan Rencana Pemisahan.

Kemudian, tentara Arab tetangga bergerak untuk mencegah pembentukan negara Israel. Perang Arab-Israel 1948 yang terjadi melibatkan Israel dan lima negara Arab, yaitu Yordania, Irak, Suriah, Mesir, dan Lebanon. Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.

Konflik yang terus berlanjut, kemudian lahirlah Orgaisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dibentuk untuk tujuan mendirikan negara Arab Palestina di tanah yang sebelumnya dikelola di bawah mandat Inggris, juga wilayah yang yang diduduki secara tidak sah oleh Israel.

Meskipun PLO pada awalnya didedikasikan untuk penghancuran Negara Israel sebagai sarana untuk mencapai tujuannya menjadi negara Palestina, dalam Kesepakatan Oslo 1993, PLO menerima hak dan keberadaan Israel, sebagai imbalan atas pengakuan formal PLO oleh Israel.

Sekarang, Yerusalem diakui sebagai ibu kota Israel oleh Amerika Serikat di era Presiden Donald Trump, tepatnya pada 6 Desember 2017 . AS telah memindahkan Kedutaan Besar mereka dari Tel Aviv ke Yerusalem, tepatnya Yerusalem Barat, sejak 14 Mei 2018.

IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Al Jazeera Laporkan Pembunuhan Jurnalis Shireen Abu Akleh ke ICC

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus