Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat akan mengerahkan jet-jet tempur tambahan dan kapal perang ke Timur Tengah untuk meningkatkan pertahanan di sana dari ancaman Iran, sekutu-sekutu Hamas dan Hizbullah. Pengerahan ini disetujui Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin. Jet tempur yang dikirimkan Amerika Serikat diyakini bisa menembak jatuh rudal balistik yang ditembakkan ke arah timur tengah dan Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat sedang bersiap menghadapi Iran untuk menepati janjinya yang akan membalas pembunuhan salah satu Ketua Hamas Ismail Haniyeh pada dua hari lalu di Tehran. Pembunuhan pada Haniyeh adalah satu dari serangkaian pembunuhan pada tokoh-tokoh senior Hamas saat berkecamuk perang Gaza antara Israel dan Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Austin telah memerintahkan ada penyesuaian terhadap rancangan postur militer untuk meningkatkan perlindungan Amerikat Serikat, untuk meningkatkan dukungan pertahanan pada Israel dan untuk memastikan Amerika Serikat sudah siap menghadapi sejumlah kontigensi,” demikian keterangan Pentagon.
Telah ada sejumlah spekulasi Pentagon mungkin tidak menggantu kapal penyerang USS Theodore Roosevelt untuk melancarkan serangan ke Timur Tengah segera setelah pengerahan rampung dilakukan. Akan tetapi, Austin memutuskan merotasi kapal penyerang USS Abraham Lincoln
Pentagon dalam keterangannya menyatakan akan meningkatkan kesiapan dengan cara mengerahkan lebih banyak rudal-rudal balistik untuk pertahanan. Sebelumnya militer Amerika Serikat juga telah secara intensif dikerahkan saat Iran meluncurkan serangan drone dan rudal ke teritorial Israel.
Akan tetapi, ancaman Hizbullah di Lebanon dapat menghadirkan tantangan unik terhadap apapun upaya yang dilakukan Amerika Serikat untuk mencegat drone dan rudal mengingat persenjataan Hizbullah luas dan jaraknya dekat dengan Israel. Israel untungnya secara sukses menangkis hampir 300 drone dan rudal berkat bantuan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya.
Pada Kamis, 1 Agustus 2024, Biden melakukan pembicaraan pertelepon dengan Netanyahu untuk mendiskusikan pengerahan militer dengan Amerika Serikat untuk mendukung Israel melawan ancaman seperti rudal dan drone. Iran dan Hamas sama-sama menuduh Israel sebagai dalang pembunuhan terhadap Haniyeh dan berjanji akan melakukan pembalasan. Israel tidak mengklaim bertanggung jawab atas kematian itu, namun tidak pula menyangkalnya.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini