Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Polisi Israel Tembak Imam Masjid Al Aqsa Seusai Salat Isya

Imam besar Masjid Al Aqsa Sheikh Ikrima Sabri ditembak polisi Israel dengan peluru karet usai menunaikan salat Isya Selasa waktu setempat

20 Juli 2017 | 15.23 WIB

Puluhan warga Palestina melakukan salat Isya di luar gerbang masjid Al Aqsa di Yerusalem, 18 Juli 2017. Warga Palestina melakukan salat di luar masjid setelah Israel memasang penditeksi metal di pintu masjid Al Aqsa. REUTERS/Ammar Awad
Perbesar
Puluhan warga Palestina melakukan salat Isya di luar gerbang masjid Al Aqsa di Yerusalem, 18 Juli 2017. Warga Palestina melakukan salat di luar masjid setelah Israel memasang penditeksi metal di pintu masjid Al Aqsa. REUTERS/Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yerusalem—Imam besar Masjid Al Aqsa Sheikh Ikrima Sabri ditembak polisi Israel dengan peluru karet usai menunaikan salat Isya Selasa malam waktu setempat di luar gerbang masjid suci ketiga umat Islam itu.

Seperti dilansir Anadolu, Rabu 19 Juli 2017, Yayasan Bulan Sabit Palestina menuturkan Sabri baru saja selesai memimpin salat Isya berjemaah ketika sepasukan polisi Israel memaksa mereka segera bubar dengan kekerasan.

Sabri yang ditembak kemudian segera dilarikan ke Rumah Sakit Al Maqassid di sebelah timur Yerusalem dan kondisinya belum diketahui. Adapun sejumlah warga luka serius dalam peristiwa itu.

Menteri Agama Turki Mehmet Gormez mengutuk keras serangan pada Selasa malam itu di akun media sosial Twitter.


Baca: Setelah Penembakan, Masjid Al Aqsa Kembali Dibuka

"Di saat kawasan kita sedang bergejolak, insiden di Masjid Al-Aqsa dan sekitarnya membuat orang makin khawatir," kicau Gormez.


"Saya yakin mereka tidak akan membiarkan Al-Aqsa bernasib sama seperti Masjid Al-Khalil, peninggalan para nabi terdahulu, Ibrahim, Ishaq, Yakub, dan Yusuf," kata Gormez merujuk peristiwa berdarah pembantaian terhadap 30 jemaah di Masjid Ibrabimi pada 1994 yang dilakukan oleh teroris Yahudi kelahiran Amerika.

Penembakan tadi malam terjadi hanya beberapa jam setelah Rafaat al-Herbawi, 30 tahun, terbunuh saat berunjuk rasa di Masjid Al Aqsa.


Selepas Israel memasang alat pendeteksi logam di pintu masuk Masjid Al-Aqsa usai penembakan Jumat lalu yang menewaskan lima orang, situasi di seantero Tepi Barat kian mencekam.

Pemasangan alat deteksi logam itu mendapat tantangan keras dari warga Palestina khususnya petinggi masjid. Mereka menolak untuk salat di dalam setelah masjid dipasangi detektor logam dan kamera pengawas jarak dekat.

Puluhan jemaah menunjukkan penolakan dengan cara berkumpul di pintu masuk kompleks dekat Lions Gate hingga ke Kota Tua untuk melaksanakan salat. Mereka melakukan itu karena menilai antisipasi keamanan dilakukan Israel menyalahi hak umat Islam berdoa di Masjid Al Aqsa.

ANADOLU AGENCY | AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI


 


 


 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sita Planasari

Sita Planasari

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus