Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Polisi Swiss Temukan Mayat Terkubur Salju 75 Tahun

Gundukan salju di Swiss itu memberikan harapan baru bagi keluarga Udry-Dumoulin.

19 Juli 2017 | 23.00 WIB

REUTERS/Michael Buholzer
Perbesar
REUTERS/Michael Buholzer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jenewa - Sebuah berita mengejutkan datang dari Swiss, sepasang suami istri ditemukan oleh polisi setelah 75 tahun terkubur oleh gundukan salju.

"Pasangan Marcelin dan Francine Dumoulin hilang di kawasan itu 75 tahun silam, tapatnya pada 1942," koran Swiss, Le Martin, melaporkan.

Bernhard Tschannen, direktur perusahaan ski Glacier 3000, mengatakan, penemuan itu bermula ketika salah satu karyawannya tersandung sepatu milik pasangan tersebut.

"Karyawan ini juga mendapati ransel, mangkuk timah dan beberapa bagian tubuh pasangan tersebut di lelehan es Tsanfleuron," tulis Guardian.

Polisi setempat mengatakan melalui sebuah pernyataan, ada dua orang pria dan wanita tergeletak berdekatan. Keduanya mengenakan pakaian zaman Perang Dunia II.

Hasil tes DNA belum bisa mengungkapkan identitas kedua mayat tersebut. Tetapi polisi mengatakan, mereka menemukan dokumen keduanya identitas dan tersimpan sempurna di gletser.

Tschannen mengatakan kepada Geneva Tribune, pasangan ini sepertinya terjatuh ke dalam sebuah ceruk dan tinggal di sana selama beberapa dekade hingga gletseer surut.

"Mayatnya ditemukan di dekat ski lift di atas Les Diablerets, Vaud, Swiss," ujarnya.

Marcelin Dumoulin adalah seorang pembuat sepatu, sedangkan Francine seorang guru. Pasangan ini meninggalkan tujuh orang anak. Anak termuda mereka seorang perempuan bernama Marceline Udry-Dumoulin, sekarang berusia 79 tahun. Dia mengaku penemuan itu membuatnya sangat tenang.

"Kami menghabiskan seluruh hidup kami mencarinya, tanpa henti," ucapnya kepada Le Matin.

Setelah kedua orang tuanya tidak ditemukan, Udry-Dumoulin menjelaskan, dia dan saudara kandungnya kehilangan sentuhan orang tua.

"Saya beruntung tinggal bersama bibi saya. Kami semua tinggal di wilayah ini tetapi menjadi orang asingh," ujarnya.

Udry-Dumoulin mengatakan, dia merencanakan memakamkan kedua orang tuanya dan mengenakan warna putih sebagai simbol harapan yang tak pernah pudar.

Gundukan salju di Swiss itu memberikan harapan baru bagi keluarga Udry-Dumoulin.

BUSINESS INSIDER | CHOIRUL AMINUDDIN


Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Choirul Aminuddin

Choirul Aminuddin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus