Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Putus Hubungan, Diplomat Korea Utara Tinggalkan Malaysia Ahad Ini

Para diplomat Korea Utara mulai mengosongkan kantor Kedutaan Besar mereka di Malaysia. Dua bus menanti untuk membawa mereka ke bandara Kuala Lumpur.

21 Maret 2021 | 17.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un duduk di kendaraannya setelah tiba di stasiun kereta api di Dong Dang, Vietnam, 26 Februari 2019. Kim tiba di Vietnam untuk menghadiri KTT nuklir antara pemimpin Korea Utara dengan Presiden AS Donald Trump. REUTERS/Athit Perawongmetha

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para diplomat Korea Utara mulai mengosongkan kantor Kedutaan Besar mereka di Malaysia. Hal itu menyusul keputusan Pemerintah Korea Utara untuk mengakhiri hubungan diplomatik dengan Malaysia pada 19 Maret lalu.

Menurut laporan Channel News Asia, Ahad, 21 Maret 2021, bendera Korea Utara sudah diturunkan di depan gedung Kedutaan Besar. Selain itu, plakat bangunan Kedubes Korea Utara pun telah dicopot. Di depan bangunan, dua bus menanti para diplomat yang akan segera meninggakan Malaysia untuk kembali ke Pyongyang, Korea Utara.

Sebagaimana diketahui, berakhirnya hubungan diplomatik ini sesungguhnya sudah diprediksi. Sejak 2017, hubungan diplomatik Malaysia dan Korea Utara sudah membeku karena sejumlah kasus. Salah satunya soal kasus pembunuhan adik Kim Jong Un, Kim Jong Nam, di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Kasus terbaru adalah ekstradisi warga Korea Utara oleh Malaysia ke Amerika, Mun Chol Myong. Warga Korea Utara tersebut dikabarkan terjerat perkara Tindak Pidana Pencucian Uang. Korea Utara marah atas keputusan tersebut dan menyatakan putus hubungan. Malaysia meresponnya dengan memberi waktu pengosongan Kedubes Malaysia 2 x 24 jam.

Kepala Hubungan Internasional dan Konselor Korea Utara, Kim Yu Song, menyatakan negaranya tidak menyesali keputusan keluar dari Malaysia. Menurutnya, Malaysia telah melakukan kejahatan yang tak termaafkan selain menjadi corong dari Amerika.

"Ini adalah tindakan yang jelas-jelas menjadi bagian dari manuver anti-Korea Utara milik Amerika yang bertujuan untuk mengganggu kedaulatan kami untuk ada serta berkembang."

"Dengan menyerahkan warga kami yang tidak bersalah ke Amerika, hal ini menghancurkan fondasi hubungan bilateral yang berdasar pada rasa saling menghormati kedaulatan masing-masing," ujar Kim Yu Song menegaskan.

Kim Yu Song melanjutkan, Pemerintah Malaysia dan Amerika akan menanggung akibat dari perbuatan mereka. Perihal kasus Tindak Pidana Pencucian Uang itu sendiri, Kim Yu Song memandangnya sebagai kasus yang dibuat-dbuat.

Sejumlah pakar menganggap putus hubungan dari Malaysia adalah cara Korea Utara mengkiritik adminitsrasi Presiden Amerika Joe Biden secara hulus. Sebab, Korea Utara tidak ingin mengkonfrontir Amerika secara langsung yang bisa berdampak pada rencana negosiasi nuklir keduanya.

Jika negosiasi itu beres, para pakar yakin Korea Utara akan mencoba kembali ke Malaysia. Sebab, selama ini, Malaysia adalah lokasi vital untuk aktivitas perdagangan Korea Utara di Asia Tenggara, baik yang sifatnya legal maupun ilegal.

Baca juga: Putus Hubungan, Malaysia Minta Seluruh Diplomat Korea Utara Pergi

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus