Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Taliban pada Ahad meminta penerbangan internasional Afghanistan dilanjutkan, menjanjikan kerja sama penuh dengan maskapai penerbangan dan mengatakan semua masalah di bandara Kabul telah diselesaikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pernyataan dari kementerian luar negeri Taliban muncul ketika pemerintahan baru telah meningkatkan upaya untuk membuka negara, dan berupaya menerima kunjungan internasional setelah runtuhnya pemerintah yang didukung Barat bulan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejumlah penerbangan bantuan dan penumpang telah beroperasi dari bandara Kabul. Namun, layanan komersial normal belum dilanjutkan sejak bandara Kabul ditutup setelah evakuasi kacau puluhan ribu orang asing dan warga Afghanistan.
Bandara Kabul, yang rusak selama evakuasi, telah dibuka kembali dengan bantuan tim teknis dari Qatar dan Turki.
Sejumlah penumpang turun dari pesawat komersial pada saat kedatangan dari Kandahar di Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan 5 September 2021. Ariana Afghan Airlines melanjutkan beberapa penerbangan di Afghanistan antara Kabul dan tiga kota provinsi besar pada Sabtu lalu. REUTERS/Stringer
Meski beberapa maskapai penerbangan termasuk Pakistan International Airlines telah menawarkan layanan terbatas dan beberapa orang bisa melakukan penerbangan, harga tiket pesawat dilaporkan berkali-kali lipat lebih tinggi dari biasanya, menurut laporan Reuters, 27 September 2021.
Juru bicara kementerian luar negeri Taliban, Abdul Qahar Balkhi, mengatakan penangguhan penerbangan internasional telah membuat banyak warga Afghanistan terdampar di luar negeri dan juga mencegah orang bepergian untuk bekerja atau belajar.
"Karena masalah di Bandara Internasional Kabul telah diselesaikan dan bandara beroperasi penuh untuk penerbangan domestik dan internasional, IEA meyakinkan semua maskapai penerbangan tentang kerja sama penuhnya," katanya, menggunakan singkatan dari Imarah Islam Afghanistan, istilah Taliban untuk pemerintahan baru mereka.
Sejak mengambil alih kekuasaan, Taliban telah bergulat dengan krisis ekonomi yang parah dan telah menghadapi tekanan pada berbagai masalah mulai dari pendidikan anak perempuan hingga tuduhan pembalasan terhadap mantan pejabat serta kekerasan terhadap warga Afghanistan.
REUTERS