Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Terima Hadiah Nobel Perdamaian 2024, Begini Sepak Terjang Nihon Hidankyo

Nihon Hidankyo berperan penting dalam membentuk gerakan global yang melawan penggunaan senjata nuklir.

17 Oktober 2024 | 10.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sebuah awan dari ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, 6 Agustus 1945. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nobel memberikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024 kepada Nihon Hidankyo, sebuah organisasi antinuklir dari Jepang. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas upaya mereka dalam menciptakan dunia yang bebas dari senjata nuklir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komite Nobel menilai Nihon Hidankyo berperan penting dalam membentuk gerakan global yang melawan penggunaan senjata nuklir. Mereka secara konsisten mempublikasikan ribuan kesaksian korban, menyusun resolusi, dan mendorong keterlibatan masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, organisasi ini sering mengirimkan delegasi ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai konferensi perdamaian internasional untuk terus mengingatkan dunia akan ancaman yang ditimbulkan oleh senjata nuklir.

Nihon Hidankyo

Konfederasi Organisasi Korban Bom Atom dan Hidrogen Jepang atau dikenal sebagai Nihon Hidankyo didirikan oleh para penyintas serangan bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki, yang dikenal sebagai Hibakusha. Organisasi ini terbentuk setelah serangan bom atom yang dilakukan oleh Amerika Serikat pada Agustus 1945, yang menewaskan sekitar 140.000 orang di Hiroshima dan 70.000 lainnya di Nagasaki.

Nihon Hidankyo secara resmi didirikan pada 10 Agustus 1956 melalui deklarasi "Pesan untuk Dunia" dalam Konferensi Dunia Kedua Menentang Bom Atom dan Hidrogen. Konferensi ini diadakan sebagai tanggapan terhadap uji coba nuklir Amerika, terutama Operasi Castle Bravo tahun 1954, yang menyebabkan paparan radiasi terhadap penduduk Kepulauan Marshall dan keracunan radiasi pada 23 nelayan Jepang.

Menurut situs resmi Nihon Hidankyo, organisasi ini terdiri dari para penyintas bom atom Hiroshima dan Nagasaki. Hingga Maret 2016, tercatat ada 174.080 Hibakusha yang masih hidup di Jepang, dan beberapa ribu lainnya tinggal di luar negeri.

Para Hibakusha sering berbagi kisah mereka untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak menghancurkan serangan bom atom. Nihon Hidankyo juga mengirimkan para penyalin ke berbagai negara, termasuk ke PBB dan negara-negara pemilik senjata nuklir, guna mempromosikan perdamaian melalui pengalaman nyata mereka.

Nihon Hidankyo juga memperjuangkan hak para korban dengan mendesaknya keselamatan pemerintah Jepang memberikan kompensasi kepada korban dan keluarga mereka. Jepang merespons dengan diberlakukannya Undang-Undang Perawatan Medis Korban Bom Atom pada tahun 1957, serta Undang-Undang Tindakan Khusus untuk Korban Bom Atom pada tahun 1968.

Pada 1957, organisasi ini ikut serta dalam delegasi Jepang yang mengunjungi Uni Soviet, Cina, dan Mongolia, serta melakukan perjalanan independen ke Inggris, Prancis, Jerman, dan Australia untuk menyuarakan perlawanan terhadap senjata nuklir.

Selama periode Perang Dingin, Nihon Hidankyo mengirim utusan ke Sidang Khusus PBB mengenai Perlucutan Senjata pada akhir 1970-an dan 1980-an. Kesaksian mereka memainkan peran penting dalam membangun dukungan internasional untuk pelucutan senjata nuklir di masa ketegangan tinggi.

Hingga saat ini Nihon Hidankyo terus aktif dalam gerakan antinuklir, termasuk menjadi tuan rumah pertemuan Global Hibakusha di Nagasaki pada 9 Agustus 1993, yang menegaskan komitmen mereka terhadap perdamaian dunia tanpa senjata nuklir.

BRITANICA | ANTARA | NIHON HIDANKYO | KHUMAR MAHENDRA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus