Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anak di Cina sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama dua puluh hari karena diduga mengalami suhu badan tinggi atau demam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun, ayah bocah yang bernama Jang, akhirnya menemukan fakta termometer di Rumah Sakit Rehabilitasi Zhejiang Mingzhou ternyata rusak sehingga memberikan data yang keliru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Ini baru diketahui pada sekitar 27 Desember 2019,” begitu dilansir Asia One pada Sabtu, 11 Januari 2019.
Bocah lelaki ini berusia tiga tahun. Dia mulai dirawat di rumah sakit pada Agustus 2019 dengan diagnosa mengalami infeksi bakteri pada paru-parunya.
Setelah berganti beberapa rumah sakit selama beberapa bulan, kondisi bocah lelaki ini terlihat stabil. Kondisi ini terlihat membaik saat bocah itu di rawat di RS Zhejiang pada sekitar 5 Desember 2019.
Namun, tiga hari kemudian suster yang merawat mengatakan bocah itu mengalami demam dan suhu badannya naik.
Namun, ayah Jang merasa ada yang kurang pas dengan temuan suster itu. Ini karena hasil computed tomography atau CT scan dan uji darah menunjukkan kondisi anaknya normal-normal saja.
Kondisi anaknya juga terlihat ceria meskipun data dari termometer menyatakan kondisi anak itu demam.
Jang lalu meminta suster membawa termometer baru untuk mengecek suhu tubuh anaknya, yang disebut berada pada level 39.3 derajat celsius.
Uniknya, termometer baru menunjukkan suhu bocah itu sekitar 37.8 derajat Celsius. Padahal kondisi demam baru tercapai kalau kondisi tubuh di atas 38 derajat Celcius.
Pengukuran berikutnya melibatkan kepala departemen di rumah sakit itu. Hasilnya, data dari termometer lama dan baru berbeda.
Akibat perawatan yang cukup lama, Jang harus membayar sekitar 50 ribu yuan atau sekitar Rp100 juta. Anaknya juga mendapatkan berbagai obat yang sebenarnya tidak perlu.
Investigasi awal dari departemen kesehatan setempat menunjukkan termometer yang digunakan rumah sakit ternyata rusak. Awalnya, pengelola rumah sakit sempat membantah terjadi kekeliruan alat.
Belakangan, pengelola RS menjanjikan kompensasi kepada Jang dan anaknya. Bocah cilik itu saat ini masih menjalani perawatan karena infeksi paru-paru akibat bakteri.