Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok militan afiliasi Al Qaeda menyerang pangkalan militer utama Mali, tepat di luar ibu kota Bamako dalam serangan kompleks yang melibatkan bom mobil, Jumat, 22 Juli 2022. Angkatan bersenjata mengatakan mereka telah menangkis serangan itu dan membuat situasi terkendali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militan yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam ISIS telah berulang kali menyerbu pangkalan di Mali selama pemberontakan satu dekade yang terkonsentrasi di utara dan tengah tetapi tidak pernah begitu dekat dengan Bamako di selatan.
Tembakan senjata berat terdengar sekitar satu jam pada Jumat pagi di kamp Kati, sekitar 15 km barat laut Bamako. Sebuah konvoi yang membawa pemimpin junta Mali, Kolonel Assimi Goita, kemudian melaju meninggalkan rumahnya di Kati menuju Bamako, kata seorang wartawan Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu melibatkan dua bom mobil dan dilakukan oleh Katiba Macina, cabang afiliasi lokal Al Qaeda yang paling aktif di Mali tengah.
Seorang tentara tewas dalam serangan itu dan enam orang terluka, sementara tujuh penyerang tewas dan delapan ditangkap, katanya.
"Staf militer ingin meyakinkan penduduk bahwa situasinya terkendali dan dapat melanjutkan kegiatannya," kata militer.
Setelah serangan itu, tentara menembak seorang pria di luar kamp ketika kendaraannya tidak mengindahkan perintah mereka untuk berhenti, kata saksi mata kepada Reuters. Orang lain di dalam kendaraan melarikan diri, kata mereka.
Militer juga menyalahkan Katiba Macina atas beberapa serangan pada Kamis terhadap pangkalan-pangkalan di Mali tengah, yang dikatakan telah menewaskan satu tentara dan melukai 15 lainnya.
Kati adalah tempat pemberontakan pada 2012 dan 2020 yang menyebabkan kudeta.
Junta penguasa Mali berkuasa melalui kudeta Agustus 2020. Mereka melakukan kudeta kedua pada 2021 untuk menurunkan presiden sementara sipil yang bertentangan dengan Goita.
Pemerintah transisi Goita telah berulang kali berdebat dengan negara-negara tetangga dan kekuatan internasional mengenai penundaan pemilihan, dugaan pelanggaran militer dan kerja sama dengan tentara bayaran Rusia dalam perang melawan pemberontakan Islam.
Junta tidak mampu mencegah pemberontak memperluas operasi mereka lebih jauh ke selatan.
Pekan lalu, pria bersenjata tak dikenal membunuh enam orang di sebuah pos pemeriksaan hanya 70 km sebelah timur Bamako.
Satu-satunya serangan besar yang menghantam Bamako terjadi pada 2015, ketika gerilyawan terkait al Qaeda membunuh 20 orang di sebuah hotel mewah.