Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Yang Kepepet Di Kabul

PM. Taraki berkuasa setelah menggulingkan Presiden Daud dengan kudeta berdarah & menangkap pimpinan islam serta mendatangkan penasehat Rusia. Perang suci terhadap pemberontak & bermusuhan dengan negara tetangga. (ln)

31 Maret 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Kabul, rezim Nur Mohammad Taraki menafsirkan "perang suci" seenaknya. Untuk melawan pemberontak, PM Taraki mencanangkan istilah itu. Pemberontak Afghanistan adalah kebetulan golongan agama, Ikhwanul Muslimin. Sedang rezim itu sendiri adalah marxistis yang pro-Moskow. "Rakyat Afghan telah menyatakan perang suci melawan sheik-sheik, tokoh-tokoh keagamaan gadungan asal asing itu. Seluruh rakyat pekerja Afghan menyela mereka," demikian PM Taraki pekan lalu dalam suatu pidato. Hampir bersamaan waktunya, Deplu di Kabul mengumumkan pengusiran Konjen yang berkedudukan di propinsi Herat, berbatasan dengan Iran. Alasannya: Tujuh ribu tentara Iran, yang merupakan sebagai pengungsi Afghan, telah memaasuki Herat. Tapi sebelumnya, Iran sudah menutup perbatasannya dengan Afghanistan. Sebagai tindak balasan, Teheran mengusir pula seorang diplomat Afghanistan dari Iran. Hubungan kedua negara bertetangga itu menjadi makin tegang karenanya. Afghanistan sudah tidak bersahabat lagi dengan tetangga lainnya, Pakistan. Baik Pakistan maupun Iran dituduhnya membantu pemberontak Afghan. "Perang suci" itu nyatanya lebih menguntungkan bagi "kaum muslimin gadungan" yang hendak ditindas PM Taraki. Pemberontak diberitakan mengalami banyak kemenangan. Kandakar di bagian tengah Afghanistan, misalnya, sudah morat-marit. Padahal sejumlah penasehat militer Soviet bertempur bersama tentara pemerintah di wilayah yang kacau itu. Perlawanan bersenjata itu mempunyai hubungan erat dengan Pakistan. Bahkan pusat perlawanannya berada di Peshawar, kota di wilayah barat Pakistan. Namun pemberontakan terjadi karena menyusul tindakan keras oleh PM Taraki yang merangkap Presiden terhadap para pemimpin Islam. Kaum pelarian itu mencari perlindungan di Iran atau Pakistan. Taraki berkuasa sesudah menggulingkan Presiden Daud dalam suatu kudeta berdarah April tahun lalu. Begitu berkuasa, Taraki segera menangkapi para pemimpin Islam, sambil mendatangkan para penasehat Rusia. "Orang-orang Rusia itu sebenarnya yang mengatur negeri kami," kata seorang pelarian Afghan di Pakistan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus