Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

2021 PH27, Asteroid Paling Cepat dan Paling Berani Dekati Matahari

Para astronom memperkirakan asteroid itu tidak akan 'berumur panjang'.

31 Agustus 2021 | 05.15 WIB

Ilustrasi asteroid. Kredit: PA/AOL
Perbesar
Ilustrasi asteroid. Kredit: PA/AOL

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bak seorang sprinter, sebuah asteroid ditemukan melesat cepat mengelilingi matahari. Dia lebih cepat daripada asteroid-asteroid lain yang pernah dikenal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Batuan antariksa yang baru ditemukan pada 3 Agustus lalu dan diberi nama 2021 PH27 itu mampu menyelesaikan satu putaran orbitnya setiap 113 hari di Bumi, atau kurag dari empat bulan. Itu adalah orbit terpendek dan hanya kalah dari Planet Merkurius yang perlu 88 hari untuk sekali mengitari Matahari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, asteroid 2021 PH27 tetap yang tercepat karena orbitnya jauh lebih elips daripada Merkurius, yang membuatnya bisa lebih dekat ke Matahari. Jarak terdekatnya dari Matahari adalah 20 juta kilometer, bandingkan dengan 47 kilometer jarak terdekat yang bisa dicapai Merkurius.

Saat berada di orbitnya yang terdekat dari Matahari itu, permukaan 2021 PH27 diperkirakan bersuhu sekitar 500 derajat Celsius. Menyelami gravitasi Matahari lebih dalam berarti membuat asteroid ini mengalami efek relativitas terbesar dari yang pernah diketahui dialami obyek lain di tata surya. Efeknya berupa orbit elips 2021 PH7 yang terlihat sedikit bergoyang.

Para astronom meyakini orbit itu tidak akan stabil dalam jangka panjang. Para ahli memperkirakan 2021 PH27 akan menabrak Matahari, Merkurius atau Venus beberapa juta tahun dari sekarang. Itupun kalau asteroid itu tidak terlempar lebih dulu dari orbitnya karena interaksi gravitasi.

Asteroid itu ditemukan pada 13 Agustus lalu oleh tim astronom menggunakan Dark Energy Camera (DEC). Ini adalah instrumen multiguna yang sangat kuat yang ada pada teleskop berukuran empat meter di Cerro Tololo Inter-American Observatory di Cile. Dengan instrumen yang sama, orbit asteroid sprinter itu berhasil dilacak dalam beberapa hari kemudian.

Mencari asteroid memang biasa dilakukan para ilmuwan itu di antara riset dan pengamatannya terhadap klaster-klaster galaksi. Ketika mendapati 2021 PH27, mereka mengikutinya untuk mencari tahu orbitnya—dan rela menunda pekerjaan utama mereka.

Ketua tim astronom yang menemukan 2021 PH27, Scott Sheppard, menilai asteroid itu sebagai temuan baru yang menarik. Astronom dari Carnegie Institution for Science in Washington, D.C., Amerika Serikat, ini menyatakan asteroid berukuran diameter satu kilometer dan selama ini tak kelihatan karena terlalu dekat dengan matahari.

Observasi lebih jauh bisa mengungkap lebih detail tapi Sheppard dan astronom lain harus bersabar menunggu beberapa bulan untuk bisa mengumpulkan data-data karena 2021 PH27 kini sedang melesat di balik matahari. “Asteroid ini belum akan muncul kembali sampai awal 2022 mendatang,” kata Sheppard dan timnya.

SPACE, POPSCI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus