Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia termasuk negara yang mempunyai iklim tropis, sehingga mengakibatkan terjadinya dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Perbedaan iklim di setiap negara akan mempengaruhi kegiatan di bidang pertanian dan perkebunan, aktivitas perindustrian, penyakit endemik, hingga sosial dan budaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, melansir pmpk.kemdikbud.go.id, iklim berpengaruh terhadap kehidupan manusia, seperti bentuk rumah, jenis pekerjaan, jenis makanan, serta spesies flora dan makanan di setiap daerah. Lantas, bagaimana pengaruh iklim terhadap keragaman sosial budaya di Indonesia?
Pengaruh Iklim Terhadap Keragaman Sosial Budaya di Indonesia
Berikut beberapa pengaruh iklim tropis di Indonesia terhadap perbedaan sosial budaya masyarakat:
1. Bangunan Tradisional
Menurut journal.unika.ac.id, Indonesia yang beriklim tropis lembap memiliki variasi bangunan vernakular yang cukup tinggi dan tersebar di berbagai daerah. Hampir semua arsitektur tersebut dicirikan oleh bentuk rumah panggung dengan pondasi titik, bentuk atap bervolume besar yang menjulang, dan dibuat dengan kemiringan tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah di daerah Indonesia bagian barat yang memiliki lebih banyak curah hujan, umumnya beratap lebar dan tidak runcing, ruang atas bangunan yang luas, serta lantai yang tinggi. Sementara bangunan di daerah Indonesia bagian timur cenderung beratap runcing dan ketinggian atap yang rendah.
2. Pola Tanam
Iklim tropis Indonesia juga mempengaruhi kegiatan pertanian di berbagai daerah. Berdasarkan ojs3.unpatti.ac.id, pola tanam pada daerah yang memiliki lahan kering harus memperhatikan curah hujan sebagai pemasok air utama serta lebih menitikberatkan pada pola distribusi bulanan, bukan pada akumulasi curah hujan tahunan.
3. Jenis Kuliner
Mengutip Jurnal Patanjala (2019), ragam kuliner di Indonesia bagian barat, terutama Sumatra berasal dari percampuran budaya Melayu, India, dan Timur Tengah, sehingga cenderung pedas, berlemak, dan menggunakan banyak rempah. Ciri khas utamanya adalah makanan berkuah santan yang disebut sebagai gulai.
Sementara itu, melansir library.binus.ac.id, makanan pokok mayoritas penduduk di Indonesia bagian timur adalah jagung, singkong, sagu, dan ubi jalar. Selain itu, seni kuliner di kawasan tersebut mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.
4. Mata Pencaharian
Iklim tropis di Indonesia juga berimbas kepada keragaman mata pencaharian penduduk. Melansir Buku Warna-warni Tempat Tinggalku, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Paket A setara SD/MI Kelas V, wilayah Indonesia bagian timur atau pulau-pulau kecil, seperti Nusa Tenggara Timur dan Maluku, umumnya mengandalkan hasil tangkapan ikan, budidaya rumput laut atau mutiara, hingga membangun tambak ikan.
Sementara daerah dataran rendah yang landai memungkinkan kegiatan pertanian, perkebunan, dan palawija. Kemudian, mata pencaharian penduduk di daerah dataran tinggi umumnya mengandalkan aktivitas perkebunan yang terbatas untuk komoditas tertentu, seperti kentang dan beberapa jenis umbi-umbian.
5. Kesenian
Mengacu pada eprints.uny.ac.id, ciri-ciri tari di Indonesia bagian barat adalah lincah, ringan, dinamis, tetapi sederhana. Terutama di wilayah Sumatra, seni tari tradisional umumnya diperagakan dengan gerakan maknawi, tangan dengan jari-jari yang membuka, serta banyak diperagakan secara berpasangan atau kelompok.
Sementara tari dari daerah Indonesia bagian timur sangat ekspresif. Penampilannya biasanya dilakukan secara bersama-sama, membentuk formasi gerak melingkar atau berbanjar, terdapat loncatan kaki yang terkesan kuat, serta gerak tangan yang mengayun.