Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Ancaman Cuaca Ekstrem Awal Desember, Peneliti BRIN Ungkap Fenomena 3 Gelombang Atmosfer

Status waspada dan mitigasi terhadap cuaca ekstrem masih harus diperkuat setidaknya hingga akhir Desember.

3 Desember 2024 | 08.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan adanya potensi cuaca ekstrem pada awal Desember yang terjadi di Indonesia. Peneliti di Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin mengatakan pantauan terkini menunjukkan terdapat bibit vorteks baru di Samudra Hindia tenggara dekat Sumatra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, terdapat tiga gelombang atmosfer yang kini sedang aktif di wilayah Indonesia bagian selatan, yaitu Madden Julian Oscillation (MJO), Kelvin, dan Rossby. Namun, kata dia, peran MJO paling dominan dalam menyediakan klaster-klaster awan konvektif yang massif dari Samudra Hindia menuju Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"MJO yang diperkuat oleh Kelvin juga membangkitkan angin baratan yang sangat kuat dari Samudra Hindia menuju Indonesia," ujar Erma kepada Tempo, Selasa, 3 Desember 2024.

Berbeda dengan Kelvin, Rossby memiliki arah penjalaran dari timur, yaitu Samudra Pasifik menuju Indonesia. Interaksi antara MJO dan Rossby sebelumnya telah diteliti dapat memicu pembentukan vorteks kembar utara-selatan ekuator dan menjadi bibit bagi pembentukan siklon tropis Seroja.

Menurut Erma, interaksi antara MJO dan Rossby juga dapat memicu vorteks, sebagaimana saat ini terbentuk bibit-bibit vorteks di Laut Cina Selatan (vorteks Borneo) dekat Semenanjung Malaysia dan di Laut Jawa. "Prakondisi vorteks Borneo bahkan telah terbentuk sejak pertengahan November sehingga memicu banjir besar di Malaysia dan Thailand," katanya.

Selain itu, menurut Erma, keberadaan Rossby dapat membuat MJO tertahan di wilayah Indonesia, apalagi didukung suhu muka laut di selatan Jawa kini terpanas mencapai 3 derajat Celcius, sehingga menciptakan tekanan rendah yang membuat klaster awan-awan konvektif persisten di Laut Jawa dan di atas Jawa. 

Erma mengatakan berbagai gangguan cuaca skala sinoptik ini diprediksi terus bertahan pada waktu yang lama hingga akhir Desember 2024, sehingga status waspada dan mitigasi terhadap cuaca ekstrem masih harus diperkuat setidaknya hingga akhir Desember, sampai seluruh gangguan cuaca telah meluruh sepenuhnya.

Menurutnya, efek dari berbagai gangguan cuaca ini adalah menimbulkan hujan persisten berhari-hari di pesisir barat Sumatera Barat dan Sumatera Selatan pesisir utara dan selatan Jawa. Hal ini juga berpotensi terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. "Hujan persisten juga dapat terbentuk di wilayah yang dekat dengan Selat Malaka, seperti Batam, Tanjungpinang, Bintan, Bangka Belitung, dan pesisir timur Sumut," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus