Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Cuaca Hujan tapi Udara Terasa Panas, Begini Penjelasan BMKG

Menurut BMKG, kondisi cuaca hujan tapi udara terasa panas tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

29 April 2025 | 22.46 WIB

Cuaca panas di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, 14 April 2025. Tempo/Amston Probel
Perbesar
Cuaca panas di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, 14 April 2025. Tempo/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengungkap kalau pada pekan kedua April lalu terpantau hanya sekitar 2 persen Zona Wilayah Musim (ZOM) yang telah memasuki musim kemarau. Artinya, sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam periode peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kondisi atmosfernya juga masih relatif basah, dengan kelembapan udara rata-rata berada pada kisaran 70-90 persen, khususnya pada lapisan permukaan hingga atmosfer menengah. Kondisi itu mendukung ketersediaan uap air untuk potensi pertumbuhan awan-awan hujan walaupun bersifat sporadis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun demikian, data BMKG juga menunjukkan kondisi udara terasa panas dan suhu maksimum harian melebihi 35 derajat Celsius di sejumlah wilayah. "Suhu maksimum tertinggi dalam sepekan terakhir terukur di Stasiun Meteorologi Juanda, Jawa Timur, mencapai 37,9 derajat Celsius," bunyi keterangan BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 29 April-5 Mei 2025.

Di Stasiun Meteorologi Tanah Merah, Papua Selatan, suhu maksimum harian sebesar 37 derajat. Di Balai Besar MKG Wilayah II Tangerang Selatan mencapai 35,4 derajat.

Menurut BMKG, kondisi panas tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Pertama, langit yang cerah tanpa banyak awan sehingga pemanasan menjadi maksimal. Lalu, posisi semu matahari yang saat ini berada dekat ekuator dan bergeser ke utara yang berdampak pada penyinaran matahari yang lebih optimum ke wilayah Indonesia. 

"Kondisi tersebut diperparah dengan kecepatan angin yang relatif lemah di beberapa lokasi," kata BMKG sambil menambahkan, "Sehingga menyebabkan distribusi panas tidak terjadi, dan memperparah akumulasi panas di permukaan."

Selain itu, kombinasi kelembapan udara yang relatif tinggi di Indonesia, dan suhu udara yang optimal menyebabkan udara yang terasa di badan juga akan lebih tinggi dibanding normalnya. BMKG menyebutnya sebagai feels like temperature/heat index.

"Menghadapi kondisi cuaca yang lebih panas dalam beberapa hari ini, masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dengan tetap meng-hidrasi diri dan menghindari terpapar sinar
matahari dalam durasi lama." 

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus