Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Banjir Rendam Perumahan Dinar Indah Semarang Lagi, Warga Mengungsi

Tahun lalu, banjir menewaskan satu orang di lokasi perumahan itu.

17 Januari 2025 | 06.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara sejumlah warga dan relawan BPBD Kota Semarang menyisir Perumahan Dinar Indah yang terendam banjir bandang di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 6 Januari 2023. Banjir bandang yang mencapai 2,5 meter itu menyebabkan satu korban jiwa dan sekitar 45 kepala keluarga di perumahan tersebut mengungsi akibat luapan Sungai Babon-Pengkol yang tak mampu menampung debit air hujan berintensitas tinggi pada Jumat sejak pukul 13:00 WIB serta adanya tanggul yang jebol pada pukul sekitar 15:30 WIB. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Semarang - Banjir kembali merendam Perumahan Dinar Indah di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis malam, 16 Januari 2025. Sebelumnya hujan mengguyur Kota Semarang dan sekitarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir merendam permukiman tersebut hingga hampir satu meter. "Air masih tinggi. Sekitar 80 sentimeter," kata Ketua RW 26 Perumahan Dinar Indah Kelurahan Meteseh, Catur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menyebutkan, warga yang rumahnya terdampak mengungsi ke Balai RW dan serambi masjid setempat. Sebagian dari mereka adalah anak-anak yang tidur beralas tikar. Sebagian lainnya tampa berjaga di lokasi banjir bersama petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang.

Kepala BPBD Kota Semarang Endro P. Martanto menyebut, banjir yang melanda kompleks perumahan itu berasal dari luapan air sungai di sekitar. "Luapan Sungai Babon," kata Catur.

Tahun lalu banjir juga menerjang Perumahan Dinar Indah. Ketika itu satu orang warga tewas setelah terjebak di dalam rumah ketika banjir datang dengan cepat dan merendam perumahan itu hingga sekitar dua meter.

Korban saat itu sedang sendirian dalam rumahnya dalam kondisi sakit. Adapun banjir disebabkan tanggul kali atau sungai jebol tak kuat menahan lonjakan debit usai hujan lebat. Dua orang warga lainnya dilaporkan sempat dilarikan ke rumah sakit karena cekaman dingin.

Terpisah, peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin mengungkap kemunculan bibit siklon baru 90S. Menggantikan 99S yang telah meluruh, bibit siklon 90S terpantau pada Kamis di selatan Jatim-Bali dekat Port Hedland, Australia. 

Efeknya, menurut Erma, hujan persisten kembali terjadi terutama di Jawa Timur, Bali, dan NTT.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus