Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Andiani, mengatakan gempa tremor menerus masih terdeteksi sebagai aktivitas erupsi Gunung Raung di Jawa Timur. Gunung dengan ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut itu memasuki fase erupsi saat ini sejak 21 Januari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Secara visual terpantau sebagai kolom asap menerus yang condong ke arah Timur - Tenggara," kata Andiani, pada Kamis 11 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Visual dari aktivitas erupsi gunung api yang berdiri di antara Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso itu tampak jelas dalam foto satelit yang dibagikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional lewat akunnya di media sosial Instagram @lapan_ri.
Foto atau slide pertama menunjukkan Gunung Raung tepat terpotret oleh satelit sentinel 2 pada 9 Februari 2021. Citra ditampilkan dengan komposit 12/8/4. Band SWIR digunakan untuk mengamati keberadaan objek dengan suhu tinggi. Hasilnya, nampak objek dengan suhu tinggi (warna merah) di sekitar kawah Gunung Raung menunjukkan adanya material vulkanik panas.
Dari citra juga dapat dilihat adanya obyek kelabu memanjang yang merupakan material vulkanik yang lebih halus, bisa berupa abu vulkanik atau gas. Material itulah yang sesuai dengan keterangan Andiani, diembuskan angin ke arah timur dan sampai di atas Pulau Bali.
Foto atau slide kedua yang dibagikan LAPAN berisi informasi sebaran gas SO2 yang dilepaskan oleh Gunung Raung. Ini juga diolah dari citra satelit Sentinel 5P TROPOMI.
Ada dua tampilan pada informasi ini, yakni yang menunjukkan sebaran gas SO2 yang terekam oleh satelit pada 2 Februari 2021 dan 10 Februari 2021. Tergambar peningkatan aktivitas Gunung Raung pada 10 Februari lewat sebaran gas SO2 yang lebih luas dan besar.
Gunung Raung yang terletak di antara Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, erupsi dan abu vulkanik dirasakan sejumlah wilayah di Banyuwangi. Minggu, 7 Februari 2021. ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi
Peningkatan aktivitas Gunung Raung itu yang kemudian, menurut akun @lapan_ri, dapat menyebabkan sejumlah penerbangan dibatalkan dan hujan abu vulkanik yang terjadi sampai di Banyuwangi dan sekitarnya.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, saat dihubungi terpisah, menjelaskan bahwa sebaran debu vulkanik dan gas SO2 yang ditunjukkan pada citra satelit itu memberi info daerah terdampak yang perlu waspada. "Debu vulkanik terutama terkait dengan paparan debu dan jarak pandang penerbangan," katanya menerangkan.
Sedang gas SO2, bila bercampur dengan air hujan, bisa menyebabkan hujan asam dan berdampak buruk bagi lingkungan. Ini pun berlaku untuk SO2 dari Gunung Raung. "Hujan asam menyebabkan proses korosi benda-benda logam dan merusak tanaman," kata Thomas.