Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan menyatakan luas lahan berhutan di Indonesia pada 2024 mencapai 95,5 juta hektare, atau 51,1 persen dari total daratan. Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Hutan Agus Budi Santosa mengatakan angka ini didapat dari hasil pemantauan tahunan mengenai kondisi hutan dan angka deforestasi di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dari angka tersebut, sekitar 91,9 persen (87,8 juta hektare) berada di dalam kawasan hutan," kata Agus dalam konferensi pers di kantornya, Senin, 24 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemantauan tahunan menyasar seluruh daratan Indonesia yang luasnya mencapai mencakup 187 juta hektare, baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Pemetaan dilakukan melalui citra satelit Landsat yang disediakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Menurut Agus, angka deforestasi netto 2024 tercatat sebesar 175,4 ribu hektare. Angka ini didapat dari deforestasi bruto sebesar 216,2 ribu hektare dikurangi hasil reforestasi seluas 40,8 ribu hektare. Mayoritas deforestasi bruto terjadi di hutan sekunder dengan luas 200,6 ribu hektare (92,8 persen). Sebanyak 69,3 persen dari luasan deofrestasi itu terjadi di dalam hutan dan sisanya di luar.
"Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyumbang 10 persen dari seluruh deforestasi pada 2024,” kata Agus, sambil menyebut Kalimantan Timur merupakan penyumbang deforestasi terbanyak.
Sebagai langkah mitigasi, Agus mengklaim lembaganya sudah menggeber reforestasi melalui rehabilitasi hutan dan lahan seluas 217,9 ribu hektare pada 2024. Rehabilitas mencakup 71,3 ribu hektare lahan dalam hutan dan 146,5 ribu lahan di luar kawasan hutan. Langkah tersebut sudah mencakup yang didanai dengan kas negara maupun non-APBN.
Selama satu dekade terakhir, dia meneruskan, angka rata-rata rehabilitasi hutan seluas 230 ribu hektare per tahun. "Upaya ini akan tercatat sebagai penambah tutupan hutan dan lahan pertanian campuran atau agroforestry. Sebagian menjadi tutupan hutan sekunder," ucapnya.
Bila dibandingkan data tahun-tahun sebelumnya, Agus menyebut tren deforestasi naik, namun tetap lebih rendah dibandingkan rata-rata deforestasi selama satu dekade terakhir. Dia menyebut hitungan tersebut menunjukkan kebijakan dan upaya Kementerian Kehutanan mulai menunjukkan hasil yang efektif.
Beberapa langkah yang diambil untuk menekan angka deforestasi, kata Agus, mulai dari Penerapan Instruksi Presiden tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut; Pengendalian Kerusakan Gambut dan Perubahan Iklim; Pembatasan perubahan alokasi kawasan hutan untuk sektor non-kehutanan; Pengelolaan Hutan Lestari dan Perhutanan Sosial; Rehabilitasi Hutan dan Lahan; serta Penegakan Hukum Kehutanan.
Judul berita ini diralat pada pukul 21.05 WIB, Senin, 24 Maret 2025 karena kekeliruan pada judul. Kata 'juta' pada judul sebelumnya seharusnya 'ribu'. Kami mohon maaf atas kesalahan tersebut.