Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan PT Bio Farma (Persero) bekerja sama melaksanakan vaksinasi demam berdarah dengue atau DBD yang ditargetkan menjangkau 1.120 anak. Vaksinasi tersebut menjadi pemberian vaksin DBD pertama di Pulau Jawa setelah dilaksanakan di Balikpapan dan Samarinda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penjabat Bupati Probolinggo, Ugas Irwanto mengatakan, vaksinasi akan dilakukan bertahap untuk menahan kasus DBD yang meningkat di wilayahnya. Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Probolinggo mencatat 2.233 kasus DBD, sebanyak 24 pasien di antaranya meninggal. Jumlah kasus tersebut menempatkan Probolinggo sebagai daerah tertinggi kedua untuk kasus DBD di Jawa Timur setelah Malang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Vaksinasi untuk memulai, bukan hanya vaksinnya saja, tetapi bagaimana gerakan kita untuk menjaga kebersihan," kata Ugas Irwanto dalam keterangan pers yang dikutip pada Sabtu, 14 September 2024.
Peluncuran vaksinasi DBD di Kabupaten Probolinggo dimulai di Kecamatan Paiton dengan sasaran siswa kelas 3-4 sekolah dasar. Kecamatan Paiton dipilih karena menjadi wilayah dengan kasus DBD terbanyak di Probolinggo.
Governement and Market Access PT Bio Farma (Persero), Wardoyo, mengatakan vaksin DBD akan diberikan dalam dua dosis. Dosis pertama diberikan pada September 2024. Sedangkan pemberian dosis kedua sebagai booster akan dilakukan selang tiga bulan.
Menurut dia, intervensi untuk meredam dan mencegah kasus DBD perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan pemberantasan nyamuk. Kendati begitu, pemberian vaksin DBD juga diperlukan. "Supaya meskipun nyamuk itu beradaptasi bagaimanapun, seseorang itu punya benteng untuk menghalau terjangkitnya DBD," kata Wardoyo.
Manajer Regional Bio Farma untuk wilayah Jawa Timur-Bali-Nusa Tenggara, Fery Arie Nugroho, mengatakan kerja sama pemberian vaksin antara perseroan dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo merupakan tindak lanjut dari strategi nasional penanggulangan lonjakan kasus DBD. “Harapannya ini menjadi tonggak pertama di Pulau Jawa, dan bisa ke daerah-daerah lainnya, terutama daerah dengan kasus kematian karena DBD yang cukup tinggi," kata Fery.