Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Animal Education and Socialization atau Action, Rizky Maulana, mengungkap kemungkinan sebab di balik pembunuhan dua orang oleh dua ular piton (pythonidae) secara terpisah di Tangerang Selatan dan Jambi dua pekan ke belakang. Menurutnya, modusnya sama yakni ular melakukan perlawanan atau membela diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Rizki yang pernah terlibat dalam penanganan 'teror' ular kobra di sebuah perumahan di Citayam, Kabupaten Bogor, tahun lalu menyatakan kalau ular-ular besar itu tidak akan membunuh manusia jika tidak diganggu. "Bahkan jika habitatnya digusur pun dia akan pindah ke tempat lain," katanya saat dihubungi, Rabu 15 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Rizki, ular keluarga phytonidae yang juga biasa disebut ular sanca ini dianugerahi kekuatan otot yang besar untuk pertahanan diri dan memangsa. Ular piton, dia menuturkan, biasanya akan melilit musuh atau mangsanya itu.
Selama masih ada detak jantung dari korbannya itu, maka lilitan akan semakin kuat. "Bahkan tulang-tulang hewan atau korbannya sampai patah," ucap Rizki.
Apa yang menimpa Yusup Maulana (13 tahun) di drainase sebuah kawasan permukiman elit di Tangerang Selatan dan Marinding (26 tahun) di dalam hutan di Merangin, Jambi, Rizki menduga, adalah karena kurang perhitungan para korban atas kekuatan si Ular piton.
Petugas pemadam kebakaran Jakarta Timur mengevakuasi ular sanca kembang sepanjang tiga meter dari balik tumpukan papan di Pondok Ranggon, Cipayung, Minggu (3/5/2020). (ANTARA/HO-Damkar Jaktim).
Jika ukuran panjang ular kurang dari tiga meter, seseorang sendirian masih mungkin menangkapnya. "Itu pun sudah profesional," katanya sambil menambahkan, "Tapi kalau lebih dari tiga meter tidak bisa sendiri, minimal dua orang."
Rizki mengatakan ular pelilit di Indonesia memang hanya dari keluarga piton. Ular ini disebutnya kerap berada di antara populasi manusia di dalam kota karena tergolong hewan yang paling bisa beradaptasi di lingkungan manusia.
"Sehingga masyarakat patut waspada jika bertemu ular ini, terutama jika sendirian," katanya.