Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Menteri Lingkungan Hidup Ingin Pakai Bank Sampah untuk Tangani Limbah Makan Bergizi Gratis

Ada asumsi setiap siswa penerima manfaat MBG bisa menghasilkan sampah makanan sebesar 50-100 gram per hari

17 Januari 2025 | 17.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali (keempat kanan) meninjau dapur makan bergizi gratis (MBG) di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, 14 Januari 2025. ANTARA/Rivan Awal Lingga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq berencana mengoptimalkan konsep bank sampah untuk mengantisipasi sampah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penanganan sampah makanan itu akan diseragamkan, artinya berjalan dalam lingkup nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami telah memulainya melalui pengelolaan bank sampah (tingkat) unit,” katany ketika ditemui awak media di Pullman Hotel, Jakarta pada Kamis, 16 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Hanif, bank sampah unit bisa menyerap nilai dari sampah makanan, termasuk memanfaatkan residual sisa pengolahan akhirnya. Hasil pengolahan bank sampah unit kemudian akan diteruskan oleh bank sampah induk yang memiliki kapasitas lebih besar. Pada tahap awal, bank sampah induk bisa difasilitas oleh pemerintah daerah. Ke depannya, bank sampah induk didorong memiliki unit bisnis sendiri.

Kementerian Lingkungan Hidup juga sedang mengontrol kesiapan proses pembuatan kompos, serta pemanfaatan maggot atau larva lalat untuk mengurai sampah dari program MBG. Pemerintah pusat, ucap Hanif, akan meminta pemerintah kabupaten mengelola sampah MBG secara optimal.

Hanif menyebut instrumen dari undang-undang bisa dipakai untuk “memaksa” peningkatan kualitas pengelolaan sampah di tingkat daerah. “Memandatkan semua pemerintah daerah untuk mengelola sampahnya secara baik dan berwawasan lingkungan," tutur Hanif.

Kementerian Lingkungan Hidup akan mengirim surat pemberitahuan kepada regulator daerah selambatnya pada Februari 2025. Instruksi itu diharapkan bisa menggenjot kualitas penanganan sampah di daerah.

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup Novrizal Tahar sebelumnya menyebut MBG bisa memicu timbulan sampah makanan. Jumlahnya bergantung pada beberapa faktor, seperti skala program, jumlah penerima manfaat, dan efisiensi distribusi. “Serta faktor perilaku konsumen dan pelaku operasional di lapangan,” ucapnya

Jumlah penerima manfaat MBG diprediksi mencapai 24 juta orang, bila disesuaikan dengan jumlah siswa SD pada tahun ajaran 2023/2024. Dengan asumsi setiap siswa menghasilkan sampah makanan sebesar 50-100 gram per hari, kata Novrizal, potensi timbulan dapat mencapai 2.400 ton per hari atau 624 ribu ton per tahun.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus