Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Terus Menyusut Sejak Tahun 1990-an, Pesisir Sumsel Kembali Ditanami Mangrove

Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api.

27 April 2024 | 10.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi hutan mangrove.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Palembang - Sejak tahun 1990 keberadaan mangrove di Sumatera Selatan terus mengalami penyusutan. Pada masa tersebut, tiga kabupaten di Sumsel - Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI) - tercatat memiliki 208.093 ha mangrove. Pada tahun 2000, jumlahnya menjadi 191.749 ha, dan kemudian menyusut lagi hingga tercatat 186.069 Ha saja di tahun 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai antisipasi kerusakan, pengurangan dan penyusutan jumlah mangrove, berbagai pihak terkait di Sumsel melakukan penanaman kembali pada Jumat, 26 April 2024. Tidak kurang dari 1.000 batang mangrove ditanam di areal Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Api-api (TAA), Banyuasin, Sumatera Selatan. Penanaman tersebut juga sebagai upaya melindungi areal pelabuhan dari gelombang pasang dan ancaman abrasi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tengku Zia Ulqodry, Kepala Laboratorium Bioekologi Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya (Unsri), menjelaskan data dari peta mangrove nasional KLHK yang dirilis tahun 2022 itu menunjukkan adanya penurunan jumlah magrove di Sumsel. "Secara keseluruhan mengalami penurunan dengan luasan bervariasi," katanya, Jumat. 

PJ. Gubernur Sumatera Selatan diwakili oleh Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto, mengatakan bibit yang ditanam berupa mangrove jenis api-api (Avicennia sp) dan bakau (Kandelia candel). Kegiatan ini masih dalam rangkaian penanaman serentak di seluruh Indonesia.

"Selain mengembalikan peran dan fungsi ekosistem mangrove seperti semula, keberadaan mangrove juga berperan penting dalam menyerap polutan, mencegah intrusi air laut," katanya. Mangrove juga berperan dalam penelitian dan pendidikan, penyimpan “blue carbon”, potensi pemanfaatan jasa lingkungan seperti pengembangan ekowisata serta tempat berkembang aneka biota laut.

Aksi ini merupakan acara kelima dari rangkaian kegiatan penanaman serentak di Sumatera Selatan, di mana kegiatan serupa telah dilaksanakan sebelumnya pada tanggal 30 Desember 2023, 14 Januari 2024, 7 Februari 2024 dan 7 Maret 2024. Pelaksanaan penanaman tersebut diikuti penanaman secara serentak di seluruh 25 titik lokasi se-Indonesia.

Kegiatan penanaman mangrove serentak ini merupakan kegiatan penanaman terakhir di tahun 2024. Selanjutnya akan dilakukan kegiatan penanaman lainnya yang sudah dijadwalkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dalam rangkaian acara tersebut dilakukan penyerahan simbolis bibit tanaman jenis MPTS/buah-buahan dari Gubernur Sumatera Selatan kepada Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Sungsang sebagai bentuk motivasi kepada masyarakat setempat untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan. 

Selain itu digelar juga pameran yang menampilkan produk-produk turunan mangrove dan informasi terkait kegiatan pelestarian mangrove yang dilakukan oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), CIFOR dan LPHD Sungsang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus