Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat peningkatan gempa vulkanik dalam di Gunung Gede, Jawa Barat, sejak dinihari hingga pagi tadi, Selasa, 1 April 2025. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan ada 21 kejadian yang tercatat sejak pergantian hari menuju pukul 06.00 WIB tadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Seperti diketahui rata-rata kejadian gempa vulkanik dalam Gunung Gede pada 31 Maret lalu hanya sekali per hari,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 1 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Wafid, lonjakan gempa vulkanik dalam mengindikasikan peningkatan tekanan di tubuh gunung tersebut. Peningkatan tekanan berisiko memicu letusan freatik dan hembusan gas gunung api di sekitar kawah. “Dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman,” kata Wafid.
Badan Geologi masih menetapkan status Normal untuk Gunung Gede. Namun, masyarakat dan pengunjung diminta tidak mendekati dan berdiam di area dalam radius 600 meter dari Kawah Wadon. Wafid memastikan petugas Pos Pengamatan Gunung Gede di Desa Ciloto, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, masih aktif meninjau aktivitas vulkanik gunung setinggi 2.958 mdpl tersebut.
Gunung Gede pernah meletus pada 1957 dan menghasilkan kolom abu setinggi 3 kilometer di atas puncak. Kawah Wadon. Merujuk catatan dari pos pemantauan, asap dari Kawah Wadon kerap berhembus setinggi 50-100 meter dari atas puncak Gunung Gede.